Prita dan Lukman saling bergumam tidak jelas. Kawan -- kawan sesame penulis mulai khawatir melihat keduanya.
"adam mungkin ke toilet" kata satu diantara mereka
"mungkin juga sudah pulang" kata yang lain
Tidak ada jawaban yang benar -- benar bisa menenangkan pasangan suami istri itu. Mereka harus menemui Adam, Adam harus menghapus cerita yang sudah dibaca setidaknya oleh empat puluh orang itu. Akibatnya akan fatal. Tapi Adam menghilang!
***
Pukul enam sore, Adam sudah berada dirumah kontrakannya. Dia mencoba untuk istirahat setelah menghadiri kompasiana tadi, belum lagi ajakan rapat dadakan yang dibuat oleh rekan kerjanya membuat Adam tidak sempat pamit pada orang -- orang di kompasianival. Adam merasa bersalah, lalu dia mengambil ponselnya hendak menghubungi Lukman. Adam terkejut bukan main, terdapat ratusan pesan dan puluhan panggil tidak terjawab dari rekan -- rekan sesame penulis di kanal bentukan kompas itu. Bagaimanapun, kanal kroyokan itu tidak hanya menjadi ruang untuk menumpahkan hobi para penulis tapi juga membangun hubungan kekeluargaan yang hangat. Sehingga, kehilangan satu anggota keluarga tanpa sepengetahuan lainnya akan membuat mereka kewalahan. Tapi, Adam tidak tahu apa yang benar -- benar terjadi.
Adam baru saja akan menelpon Lukman, ketika sebuah ketukan terdengar dari balik pintunya. Adam menjatuhkan ponsel yang baru dibelinya dua hari itu. Dia membuka pintu, tidak ada satu orang pun ada disana. Lalu ketukan lain terdengar dari pintu belakang, Adam segera menuju dapur membuka pintu itu. Tidak ada orang. Adam tidak tahu apa yang benar -- benar terjadi.
"hapus tulisanmu tentang cerita itu"
Salah satu pesan yang dikirim oleh Prita.
"kau dalam bahaya"
Pesan lain dari Lukman.