Dia melangkah tanpa tujuan, terik mentari tak membuatnya kehilangan harapan
Tadi pagi dia terbangun dari kamar yang disewa mahal, melihat tanggal pengingat sebentar lagi harus keluar
Tapi dia belum sampai pada tanah impian, yang demi kesana dia harus mengoyak tabungan
Bertanya pun pada siapa, tidak ada yang mengerti saat dia mengucap bahasa
Lalu dia disana, tak bertuan, menanti seonggok yang terlupakan
Salah melangkah tidak ada dalam rencana, meski dia masih bisa bersyukur bisa menatap indahnya dunia
Tapi bukan disana dia seharusnya
Walau menikmati anugerah lain, tidak ada juga salahnya
Inilah sepucuk derita si asing di negri orang
Kian kemari tanpa tujuan, seakan hati harus dibawa pulang
Hingga sampai waktunya nanti dia bisa kembali datang