Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencari Tuhan...

3 Juli 2014   02:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:45 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia wanita cantik bertubuh indah, ditanggalkannya mewahnya hidup, dilepaskannya segala noda hitam jejak langkahnya, ditinggalkannya sebutan baginya dulu, Pelacur!!!

"apa agamamu?" katanya, setengah mengejutkan pria yang duduk disebelahnya, didalam sebuah metromini yang panas itu.

Pria itu menatapnya nanar, kemeja yang kancingnya dilepas dua dibagian atas membuat seuntai kalung Salib menunjukkan dirinya. Sang wanita itupun tidak membutuhkan jawabannya lagi, ia hanya tersenyum manis.

"ini hari minggu, kau hendak mengajakku ikut beribadah...?" kata wanita itu lagi, pria itu hanya mengangguk pelan, tanpa pertanyaan apapun.

Sesampainya di sebuah gedung menjulang tinggi pada bagian depannya, dipuncak gedung itu diletakkan salib, jauh lebih besar daripada milik pria yang membawa sang wanita.

Tak ada ketenangan, ketakutan menghampirinya dalam setiap pergerakan manusia didalam gedung itu. Iapun berlari menjauh dari gedung itu. Tanpa pesan, bahkan selamat tinggal pun tak ada.

Mentari jatuh meninggalkan sang langit, jingga merengkuh awan yang tak kunjung menangis. Sang wanita berdiri didepan sebuah gedung berkubah besar. Berbeda dengan gedung sebelumnya, kali ini sepucuk bulan sabit ditemani bintang memuncaki gedung itu.

Wanita itu memasuki tempat suci itu, dibasuhnya kepala hingga telapak kakinya seperti kebanyakan orang yang berada disana. Dikenakannya pakaian ibadah yang diberikan petugas kepadanya, begitu panggilan berkumandang, ia justru berlari meninggalkan orang - orang yang hendak beribadah itu.

Tak ada kenyamanan, keraguan muncul, kakinya gemetar, dan asanya pun hilang seperti angin yang meninggalkan desa.

Lalu wanita itu kembali ke tempat dimana ia bisa bahagia, tempat yang tadinya hendak ia tinggalkan namun tak ada lagi tempat yang bisa ia tuju.

Wanita itu kembali menghamba kepada tuhannya, harta, kemewahan, dan kecantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun