[caption id="attachment_327968" align="aligncenter" width="300" caption="Dari Arah Sebaliknya Tampak Abu Vulkanik Sudah Sampai Disekitaran Medan (Dok.Pribadi)"][/caption]
Hiruk pikuk chaos politik yang terjadi sepuluh hari terakhir, juga melemahnya Rupiah terhadap Dollar Amerika, ditambah lagi dengan merosotnya nilai IHSG ternyata tidak membuat Sinabung lupa akan tugasnya untuk mengingatkan bahwa para petinggi negri ini harus melirik "kebawahnya".
Namun, sama seperti para politisi yang sedang sibuk dengan sakit hati atas kekalahan masing - masing, media di tanah air juga luput dalam pemberitaan amarah Gunung Sinabung yang kembali meluncurkan awan panas dan debu vulkanik, setidaknya sejak hari sabtu lalu.
Bencana sinabung, hanya sebagai pelengkap berita diakhir - akhir segmen, juga sekali dua kali mengisi Running Text dilayar kaca televisi kita. Selebihnya, yang terberita adalah soal politik yang justru tidak berkaitan langsung, atau setidaknya belum berkaitan dengan masyarakat Indonesia.
Siang ini, menyambut terpilihnya ketua MPR RI periode 2014 - 2019, sekitar jam 12.00 WIB gunung sinabung kembali meluncurkan abu vulkanik. Yang menjadi kekhawatiran adalah, bahwa dari desa sibolangit, yang berjarak sekitar 30 Km lebih dari gunung sinabung, sudah terlihat abu yang begitu tebal. Bahkan, hari ini, bisa dipastikan abu vulkanik sudah sampai di Medan atau sekitarnya.
Dahsyatnya abu vulkanik gunung sinabung, juga mampu menutup gunung sibayak, yang seharusnya tampak jelas dari desa sibolangit.
Saya sendiri kebetulan sedang dalam perjalanan dari medan ke kabanjahe, namun akhirnya niat tersebut saya urungkan, melihat kondisi di Tanah Karo tersebut semakin tidak memungkinkan.
Dari pantauan seorang teman di Berastagi, Tanah Karo, bahwa kemarin jarak pandang di Berastagi tidak lebih dari satu meter. Bahkan mungkin kurang, mengingat kegelapan yang meliputi tanah penghasil jeruk tersebut.
Membandingkan perhatian masyarakat Indonesia yang lebih condong pada perseteruan politik daripada kondisi sebangsa setanah air yang semakin memperihatinkan, saya justru bertanya - tanya, "ketika kita mencemooh para politisi, apa bedanya kita dengan mereka, sedang saudara kita kesulitan saja tidak mendapatkan perhatian cukup?'
Yang lebih parah adalah, Presiden sebagai kepala negara justru ikut - ikutan nimbrung diurusan politik, daripada mengurus rakyatnya sendiri. Perlu diketahui bahwa sejak sabtu lalu, pengungsi Gunung sinabung sudah bertambah lagi.
Saya tidak ingin mengatakan bahwa Kasus Sinabung lebih penting daripada MPR - DPR yang sedang heboh - hebohnya itu. Tapi sebagai seorang rakyat Indonesia, saya memohon kepada semua pihak, terutama media, agar memberi ruang yang cukup untuk setiap bencana yang terjadi di Negri ini.