Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dan... Apa Dayaku?

25 Oktober 2014   23:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:44 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggallah disekitaran tanah karo, mungkin di kabupaten Deli Serdang, atau jika anda tidak bisa meninggalkan hidup metropolis anda, tinggallah di Kota Medan. Nikmati, setiap rintihan dan tangisan dari pengungsi Sinabung, silakan ambil gambar mereka sesuka anda, anda berhak membuatnya menjadi sebuah reportase yang tidak lebih heboh daripada perseteruan elit politik.

Nyanyian anak – anak karo yang begitu menyayat masih terngiang jelas, tidak ada kata kepada Presiden, tidak pula pada Gubernur, bahkan Bupati mereka sendiripun sudah bukan lading aduan lagi. “Kita Minta Pertolongan Tuhan” kata anak – anak itu, tanpa menyentil sedikitpun telinga petinggi Negara ini.

Korban Sinabung justru hanya menjadi komoditas politik sesaat, bahkan setelah enam tahun, nyaris tidak ada penyelesaian dari pemerintah. Anak – anak Sinabung sejak januari 2014 lalu hanya mengandalkan Tuhan, tidak yang lain, tidak pula Jokowi.

Dua pengungsi Sinabung mengalami gangguan jiwa, beritanya hanya sekelebat bak iklan komersil pemberi dana televise.

Jangan Tanya apa yang aku beri untuk Sinabung, aku hanyalah anak desa yang memotret dari jauh kengerian negri subur itu. Jangan pula Tanya mengapa aku tidak mengambil gambar pengungsi Sinabung, tidak ada guna jika hanya sebagai hidangan penutup disaat penonton sudah lelah. Aku memiliki sebuah telepon genggam seharga dua ratus ribu, kebetulan produsen menitipkan kamera didalamnya, bisa juga disisipi kartu memory, dengan itulah aku menggambar kengerian sinabung, dari kejauhan, untuk memberikannya pada anda semua, untuk membangunkan kemanusiaan yang sudah lama terlelap dalam bayang – baying politik praktis.

Salam…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun