Beruntung aku lahir dua puluhan tahun silam
Setidaknya aku mengenal banyak hiburan anak yang buat hati tentram
Tidak seperti hari ini, masa kecil yang kelam
Serial animasi yang sibuk menjadi barang haram
Hingga – hinga aku terpaksa menonton sinetron yang menunjukkan dunia kejam
Entah apa yang ada dikepala mereka
Menutup setiap bagian yang terbuka
Menganggap tak pantas dilihat oleh mata
Padahal seringkali aku melihatnya ketika menemani ibu berbelanja
Wanita – wanita dengan pakaian yang kurang bahannya
Atau kelupaan menyelesaikan saat penjahitannya
Mungkin mereka tidak pernah pergi berbelanja
Gadis – gadis sekarang banyak punya baju yang serupa
Entah apa mau mereka
Membiarkan aku melihat wanita kejam perbut harta
Membiarkan aku mendengar lawakan yang memekakkan telinga
Lucunya negeriku tercinta
Tempat dimana artis dibayar mahal untuk membuatku melupakan pelajaran
Tempat dimana guru dibayar murah untuk memberiku pendidikan
Kenapa tidak kau tutup saja semua hiburan bodoh itu?
Agar masa depanku tak usah terganggu
Agar guruku tak susah payah memarahiku
Karna tertidur dikelas, akibat menonton sinetron tanpa mutu
Beranikah kau menjawab pertanyaanku ini
Bukankah semua hanya karena uang, dan harga dirimu yang terbeli?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H