Mohon tunggu...
Kelompok 3
Kelompok 3 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel yang di tulis merupakan bagian dari tugas matakuliah PKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah dan Dampak dari Konflik Israel dan Palestina

18 Desember 2023   19:16 Diperbarui: 18 Desember 2023   19:16 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik di perbatasan antara Israel dan Palestine telah terjadi sejak Sabtu, 7 Oktober 2023 hingga saat ini. Konflik ini diawali oleh serangan Hamas yang meluncurkan 5000 roket ke wilayah Israel. Yang kemudian pada keesokan harinya serangan tersebut dibalas oleh pihak Israel dengan meluncurkan serangan udara ke wilayah Gaza, Palestine. 

Namun jika ditarik kebelakang, Konflik ini sebenarnya sudah ada sejak 100 tahun yang lalu sejak 2 November 1917. Yang diawali dengan kedatangan para yahudi ke tanah Palestine setelah terjadinya peristiwa holocaust. Mereka melarikan diri dari persekusi yang dilakukan Nazi di Jerman pada perang kedua. Di sisi lain Pertikaian antara komunitas Yahudi dan Arab , serta pemerintahan Inggris terus meningkat. Terjadinya perlawanan yang dilakukan oleh penduduk Palestina pertama kali di Jalur Gaza pada Desember 1987. 

Yang memberikan dampak besar yaitu tewasnya  1.070 warga Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel termasuk 237 anak – anak yang ikut menjadi korban. Perang berakhir dengan penandatanganan Perjanjian Oslo pada tahun 1993 dan pembentukan Otoritas Palestina (PA), sebuah pemerintahan sementara, pemerintahan mandiri terbatas di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza. PA seharusnya memberikan pilihan untuk menjalankan negara Merdeka di tepi Barat dan Jalur Gaza tetapi hal tersebut tidak pernah terjadi.

Konflik yang berkepanjangan ini telah menimbulkan dampak buruk pada kedua sisi. Secara fisik, konflik tersebut menyebabkan banyak kerusakan mulai dari, Kehilangan tempat tinggal dan kehilangan fasilitas umum karena serangan udara dan kehilangan saudara - saudara mereka. Kemudian secara mental, perang tersebut memiliki dampak yang besar terhadap mental warga di negara tersebut. Terutama pada anak kecil yang harus tumbuh di tengah peperangan, menyebabkan mereka kehilangan masa bermain, masa sekolah dan waktu bersama keluarga karena menjadi korban dari perang tersebut.

Sehingga sebagai mahasiswa perlu menumbuhkan rasa empati dengan menyuarakan hak - hak kebebasan, Salah satunya melakukan edukasi melalui platform sosial media, Seperti Youtube, Instagram, dan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun