Mengapa kusulit melupakanmu
Bagai parasit kau bersarang di otakku
Membuat liang, hisap sampai kosong
Lalu kau penuhi lagi dengan sinarmu
Berulang kali setiap waktu
Bagai candu tanpa mati
Kutunduk jatuh tanpa jiwa
Tapi kau kembali berikanku jiwa
Betapa mulianya dirimu
Kudengar merdu para trubadur bermain
Alunannya memutar hati
Hati yang beku untuk dirimu
Wahai dewi perkasa nan bijak
(May 30, 2007)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!