Mohon tunggu...
Ilfi Khairani Rahman
Ilfi Khairani Rahman Mohon Tunggu...

love art, cooking mania, kitten love

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perempuan Anti Mainstream

12 Februari 2014   20:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:53 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari  di Senin pagi yang sibuk, dijalan yang hiruk pikuk oleh bunyi kendaraaan yang berseliweran, saya berdiri di tepi jalan menunggu tukang ojek langganan saya yang belum juga nampak batang hidungnya, menit  pun berlalu  alamat terlambat sepertinya, tiba-tiba dari arah depan ada tukang ojek yang menghampiri, ups.. ternyata bukan langganan saya, dan dia perempuan, masih muda kira-kira usia 20 tahunan. Setelah saya sebutkan arah tujuan saya, saya berikan ongkosnya saya pun naik. dalam perjalanan iseng saya bertanya kepada si adek (biar ga terlalu panjang kalau tukang ojek kepanjangan)
"Sudah berapa lama ngojek dek?"
"Baru 6 bulan kak, setelah Abak (Ayah) saya meninggal"
sejenak saya tertegun, merasa bersalah sudah bertanya, namun saya lanjutkan" Maaf ya dek... adek hebat,, hmmm masih sekolah atau sudah tamat?"
"ahh ga apa kak nanti kita semua kan juga bakal kesana, Alhamdulillah saya kuliah kak.."
saya kaget dengan ketegarannya dan ternyata dia kuliah, mungkin karena paham akan kekagetan saya dia pun melanjutkan " Saya sudah semester 4 kak, saya kuliah di U*S* jurusan pendidikan matematika, semester depan banyak pengeluaran, pagi saya ngojek, nanti siang saya kerja di toko baju k*******h.. "
Saya manggut-manggut mendengar penjelasannya, luar biasa pikir saya, perempuan, berjilbab, ngojek, plus mahasiswa, kalau dilihat-lihat pasti tidak ada yang tau kalau dia ngojek.
se'akan mampu membaca pikiran saya ia pun melanjutkan," Heran ya kak dengan cerita saya?" tanyanya.
"hmm, iya sekaligus kagum, apa ndak takut ngojek, perempuan kan bisa dihitung jari yang jadi tukang ojek" saya bergidik membayangkan tubuhnya yang mungil membawa bapak-bapak atau orang yang lebih besar darinya.
sesaat dia tertawa, " ndak kak, saya cuma ngambil anak-anak kak, itupun tetangga, tadi cuma kebetulan lewat sana, dan lihat kakak membutuhkan ojek jadi ya sekalian" jawabnya dengan suara senyuman
"oo... adek hebat, hmm jadi kalau kuliah ga ngojek?"
"Tergantung kak, kalau ga ada jam pagi, berarti pagi ngojek, kalau ada jadwal kuliah ya ga ngojek" katanya.
" hmm di U*S* ga ada beasiswa dek? kalau diurus kan lumayan bisa bantu-bantu" kata saya
"Beasiswa untuk orang yang berpunya kak, dunia sudah terbalik, saya males ngurus yang ribet-ribet, mending nyari duit dengan kerja, alhamdulillah alm Abak (ayah) punya onda (motor) jadi bisa dipakai" lanjutnya lagi yang menambah kekaguman saya "saya perempuan anti mainstream kak " katanya bangga...
woww... perempuan muda, dan saya rasa dia cerdas, berani dan tangguh, sesaat saya ingin bertanya apa keluarga besarnya entah kakak laki-laki, mamak (paman dari pihak ibu), ada memberikan bantuan, namun pertanyaan itu saya urungkan karena itu terlalu kepo istilah anak mudanya dan saya sudah hampir sampai ditempat tujuan.
Sewaktu saya turun, saya sempat memberikan uang tambahan untuknya, namun dengan sopan dia menolak, mengingatkan saya kalau ongkosnya sudah saya bayar dan itu cukup, saya ucapkan terimakasih dan dia pun tersenyum, sesaat setelah motornya menjauh, saya baru ingat kalau sedari tadi saya lupa menanyakan namanya. ^_^

Sembari berjalan menuju ruang kerja, saya inap-inapkan (renungkan) kejadian tadi... Luar biasa, kalau saya diposisinya, entah apa yang akan saya lakukan, saya ingat-ingat apa ya bekal yang saya punya untuk bekerja andai saya belum punya ijazah seperti adek tersebut. "Saya perempuan anti mainstream kak" kata-kata itu menggaung dalam telinga saya, perempuan hebat,, saya yakin kelak jika semua rintangan itu mampu ia lewati, ia akan menjadi orang yang besar nantinya... satu lagi saya merasa terberkati dapat berjumpa denga perempuan hebat sepertinya..
tiba-tiba ada do'a yang mengalir begitu saja untuknya...
Padang panjang 12 Februari 2014, di kaki Gunung Marapi 20.06

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun