Mohon tunggu...
Damayanti Honggowijoyo
Damayanti Honggowijoyo Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

A mother who loves being home;p. sebelumnya pernah siaran di dua stasiun radio di bandung, klcbs dan mgt fm.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jam Tutup Sholat Di Saudi Arabia, Ngapain Aja?

28 Mei 2011   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

                Sepertinya, Saudi adalah satu-satunya negara yang mengenal jam tutup sholat. Di negara 'super konservatif' ini, selama setengah jam di waktu-waktu adzan, urusan jual beli di toko, atau pelayanan umum lain, termasuk delivery order makanan. Lain dengan Bahrain, negara yang cuma terpisah Saudi Causeway. Adzan berkumandang di dalam mal, tetapi toko tetap buka. Di Kingdom of Bahrain, siapa yang mau sholat, monggo. Yang tidak, bebas melanjutkan nge-mall sesuka hati. Pendeknya, sholat adalah tanggung jawab individu, yang penting sudah ada peringatan adzan.

                Kembali ke Saudi. Di setiap toko, setiap tenant di mal, penjaga toko akan mengunci tokonya, dan bilang: ‘salah, salah’ (maksudnya sholat, sholat), kalau ada pengunjung yang nekat masuk. Jadi ngapain aja pas toko tutup selama setengah jam tersebut? Yang menunaikan sholat, tentu langsung mengambil air wudhu. Namun, bagi yang tidak sholat, atau bagi non muslim yang jumlahnya juga cukup banyak di Saudi, jam tutup sholat biasanya pulang ke rumah. Atau, mendekati jam tutup sholat, café atau restoran diserbu pengunjung. Sembari menanti toko buka lagi, bisa ngupi-ngupi ditemani sepiring cookie. Setelah toko buka, acara shopping bisa dilanjuuut;p.

                Jam tutup sholat mengalami pergeseran sesuai musim. Kala musim dingin sekitar bulan November, Desember, Januari, Februari, sampai sekitar Maret, biasanya dzuhur jatuh pukul setengah 11.30 siang. Dari pukul 12 sampai pukul 4 sore mal akan tutup. Lalu, mal kembali buka sekitar pukul 4 sore. Di musim dingin itu, jam setengah 6 petang maghrib sudah tiba. Isya sekitar satu jam setelah maghrib. Sementara, kalau musim panas, siang lebih panjang, dzuhur jatuh sekitar jam 12 siang. Seperti biasa mall tutup sejak dzuhur hingga jam 4 sore. Interval 12-4 sore, jalanan biasanya lengang, mal di beberapa bagian menggelap, tanpa aktivitas. Jam 4 sore, semua buka kembali, orang berbondong-bondong menikmati sore di mal atau pergi ke toko. Kemudian maghrib tiba jam 6. Bulan Mei ini, maghrib tiba lebih lambat, sekitar setengah 7 malam. Isya tiba kira-kira satu jam kemudian. Kadang repot memang, belanja dengan bolak-balik menengok pergelangan tangan untuk mengecek estimasi waktu sholat.

                Nah, enaknya jam tutup sholat, kalau sedang tidak menunaikan sholat, kita bisa window shopping. Apalagi, kalau naksir barang tapi belum yakin akan beli atau tidak, intip-intip saja dulu dari balik kaca. Kadang, ada wanita yang memanfaatkan jam tutup sholat untuk mengepas pakaian. Ya, disini, di seluruh mal, tidak ada fitting room binti kamar pas. Cermin besar hanya ada di kamar mandi. Jika membeli baju, mesti kenal betul ukuran badan. Kalau tidak, bisa bolak-balik ke mal buat tukar-menukar ukuran atau model baju. So, mengapa tidak, selama tutup sholat, segera ke kamar mandi dan mematut baju di cermin. Tidak cocok, segera kembalikan ke outlet baju yang bersangkutan, daripada mesti balik ke mal lagi.

                Di jam tutup sholat, saya banyak menemukan penjaga toko (yang semuanya pria) duduk bergerombol di depan mal, ada yang ngobrol, ada yang merokok. Ada juga loh yang mojok. Kemarin, di lantai underground sebuah mal, di pojok deretan toko jam tangan, saya menyaksikan dua orang, wanita dan pria ngobrol dengan seru. Mungkin mereka suami istri, who knows;p? Prianya, berjas layaknya para penjaga toko di mal. Wanitanya berjilbab tanpa cadar. Tapi mereka seperti ABG yang rendezvous. (hahaha ini pikiran ibu2 yang terlalu banyak nonton drama kayaknya!)

                Intinya, jam tutup sholat di Saudi, harus disiasati dengan baik, kalau tidak, bisa bete selama setengah jam. Tidak heran kalau jam tangan cukup laris di Saudi, wong sebentar-sebentar mesti nengok jam.             

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun