Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik yang bermarkas di Jakarta, menularkan semangat berbisnis di media online kepada lebih dari 150 peserta di Universitas Negeri Medan (Unimed) pada Kamis 27 Mei 2015. Semangat tersebut disalurkan dalam acara Kompasiana Blogshop Goes to Campus bareng JNE, yang bertemakan “Inovasi Strategi Bisnis di Media Online”.
Kegiatan ini berhasil menyalurkan ilmu baru bagi para kompasianer dan mahasiswa di Kota Medan dengan menghadirkan para pakar di bidang digital. Materi yang diberikan juga sangat menantang. Iskandar, Asisten Manajer Kompasiana, yang menjadi pembicara pertama menyuguhkan materi content marketing. Topik ini sangat penting bagi para pemula yang ingin terjun di bisnis media online.
Untuk mempromosikan produk, tentunya, para penjual harus mampu meraih minat para pembacanya melalui konten. Jadi, yang dimaksud Iskandar dengan content marketing adalah cara mengembangkan dan mendistribusikan konten bermanfaat untuk target tertentu. Itu merupakan jalan untuk mencapai dan menarik pembaca melalui konten berupa pesan-pesan marketing, cerita-cerita yang menggerakkan kepercayaan, perasaan, opini dan emosi.
Content marketing dibutuhkan dalam berbisnis di media online. Iskandar meyakinkan potensi untuk berjualan atau berdagang di media online sangatlah besar. Sebab, riset Universitas Indonesia (UI) menunjukkan dari 252 juta penduduk Indonesia, 35 persen di antaranya adalah pengguna internet. 78 persen berdomisili di Indonesia bagian barat, 49 persen generasi milenial berumur 18-25 tahun, 85 persen di antaranya mengakses internet lewat HP, dan 51 persen dari pengguna internet adalah wanita. Namun, masih 7 persen dari pengguna yang memanfaatkan untuk berbisnis di media online atau e-commerce. Fakta ini menjadi peluang yang harus ditangkap oleh para calon pengusaha di Indonesia.
Kesimpulan lainnya yakni, target pasar e-commerce di Indonesia adalah kaum hawa yang berusia 18-25 tahun, dan mereka umumnya tinggal di Indonesia bagian barat. Iskandar menekankan kepada para peserta bahwa belum telat untuk mengembangkan bisnis di media online. Kesempatan untuk sukses berwirausaha lewat media online sangat terbuka luas. Dan, bagi para pengusaha yang saat ini masih bertahan di media konvensional seharusnya mengikuti perubahan dan memanfaatkan tren untuk meningkatkan omzet.
Wahyu Aditya, Founder Hellomotion, pembicara kedua, menyajikan topik kreativitas. Tokoh yang satu ini berhasil merebut perhatian para peserta dengan kisah-kisahnya. Gairahnya yang sangat mendalam terhadap dunia desain berhasil membuat para hadirin terkesima. Bahkan, saya pun takjub dibuatnya dengan hasil karya maupun perjalanan suksesnya. Ditambah lagi, tampangnya yang sangat memukau dan menawan, semakin membuat para hadirin nyaman dan antusias mendengarkan pemaparannya.
Ia terbilang berhasil membius sekaligus membangkitkan semangat setiap yang hadir kala itu untuk menggali passion. Sebab, dari passion-lah seseorang bisa menghasilkan karya luar biasa. Ya, Aditya telah sukses membuktikan bahwa passion-nya memampukan dia berhasil meraih apa pun. Cerita tentang masa kecilnya yang suka menulis komik hingga menciptakan desain logo baju olahraga akhirnya membuatnya menempuh pendidikan ke Negeri Kangguru untuk menggeluti bidang desain.
Kini, ia telah berhasil mendirikan KDRI alias Kementerian Desain Republik Indonesia (KDRI.CO) yang belum sah atau belum berdiri. Situs itu menjadi ajang bagi para desainer untuk unjuk kebolehan dalam desain digital. Tidak hanya itu, situs yang telah berhasil menjadi sumber bantuan dan sumber pendapatan baginya. Si pemilik senyum manis ini memang tidak asal bicara! Ia bahkan telah mendirikan pusat kursus desain. Kesuksesannya memang patut menjadi teladan bagi anak muda sekarang yang sebenarnya bisa memanfaatkan hobi sebagai sumber uang, termasuk saya. JNE memang bijak memilih pembicara yang sangat menginspirasi seperti dia.
Pembicara ketiga itu adalah Head of Corporate Communication Ridhatullah Hambalillah, membawakan topik mengenai JNE. Ternyata asal-muasal JNE itu adalah divisi dari PT Citra van Titipan Kilat (TiKi). Ceritanya, perlahan-lahan perusahaan ini semakin maju sehingga dapat meluaskan jaringanya hingga ke internasional. Kini, JNE dikenal sebagai partner para pebisnis di bidang e-commerce. Makanya, sangat tepat jika JNE mengajak para peserta untuk berbisnis di media online, dan tentu harapannya, masyarakat menggunakan jasa JNE.
Dengan besarnya peluang bisnis di media online, JNE berharap mampu menjadi mitra utama yang selalu siap memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Bahkan, beberapa jasa pengirim yang mungkin tidak bisa dilakukan, saat ini telah disediakan oleh JNE. Salah satunya adalah jasa pengiriman air susu ibu (ASI) dengan sebutan JESIKA (Jemput Air Susu Ibu Seketika). Tidak berlebihan jika JNE mengusung tema “Inovasi Strategi Bisnis di Media Online” mengingat JNE benar-benar mampu berinovasi untuk memberikan pelayanan kepada para pelanggan. Ternyata, jasa pengiriman unik seperti ini hanya ada di Indonesia, belum ada di negara manapun di belahan dunia ini.
Dalam pamaparannya yang cukup singkat, Ridhatullah juga menekankan para hadirin agar tidak menjadi ikan besar dalam kolam yang kecil. Artinya, jangan cepat berpuas diri. Pasar di Indonesia sangat besar maka belum terlambat bagi para hadirin dan masyarakat luas untuk dapat sukses berjualan di media online, terutama didampingi JNE sebagai mitra kerja.
Usai mendengarkan penjelasan dari ketiga narasumber tersebut sembari disuguhkan berbagai makanan dan snack, sesi pertanyaan pun dibuka. Hanya tiga penanya yang diberikan kesempatan, saya sebagai salah satu penanya saat itu. Saya menanyakan kepada Mas Iskandar mengenai peluang bisnis apa saja yang dapat dilakukan anak muda selain jualan produk dan jasa online. Pertanyaan kedua yang saya tujukan kepada Mas Aditya itu di bidang apa saja anak muda dapat mengembangkan kreativitas yang bisa menghasilkan duit. Pertanyaan itu langsung dijawab oleh kedua narasumber dengan sangat bagus.
Mas Aditya bilang kepada saya bahwa peluang usaha di media online ada banyak, sesuaikan saja dengan hobi. Kalau hobi fotografi ya, bisa jual jasa fotografi misalnya, dan masih banyak hobi lain yang bisa dipromosikan. Mas Aditya menjawab pertanyaan saya dengan mengemukakan daftar industri bidang kreatif yang didefinisikan oleh Kementerian Pariwisata dan Kreatif. Saat mendengarkan jawaban itu, saya langsung mendapatkan banyak inspirasi baru yang tak sabar lagi ingin saya wujudkan. Kemungkinan, para peserta lain juga merasa begitu.
Acara yang dimulai pukul 14.00 WIB tepat ini ternyata berlangsung lebih lama dibandingkan waktu yang ditetapkan. Acara bagi-bagi hadiah, bagi plakat, dan bagi doorprize twitter. Aku bahkan tak sempat mengikuti acara stand up comedy sampai habis padahal acaranya sangat menarik sekali, dan sepertinya semua hadirin tertawa meriah dengan kehadiran pengisi stand up comedy.
Karena acara JNE ini, aku dan beberapa anak Unimed lainnya berkesempatan menginjakkan kaki ke Gedung Digital Library Unimed Lantai 4 di ruangan yang besar dan ber AC yang bagiku kelewat dinginnya. Berkesempatan mengenal Ketua Prodi Ilmu Hukum Drs. Harun Umar, M.Si, dan dosen-dosen Unimed Prodi Ilmu Ekonomi, berjumpa dengan pakar-pakar di bidang digital dan para staf pekerja JNE, berjumpa dengan para kompasianer, dan tentu mendapatkan ide segar baru yang dapat segera saya wujudkan dalam waktu dekat. Dan, semoga juga JNE bisa membuat event yang lebih meriah dan menarik seperti ini lagi buat anak muda. Semoga!
Oleh: Damayanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H