Mohon tunggu...
Muhammad Damar
Muhammad Damar Mohon Tunggu... Mahasiswa - College Student at Mercu Buana University

Muhammad Damar Triwardana - Mahasiswa Universitas Mercu Buana - 415020010151 - Kelas PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB - Dosen : Prof. Dr, Apollo M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ulasan 3 Kitab Jawa Kuno

6 Mei 2023   00:38 Diperbarui: 6 Mei 2023   00:47 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpriArtikel ini ditulis guna memenuhi Tugas Besar 1 mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Dosen : Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak

Universitas Mercu Buana

Pendahuluan

Indonesia memiliki kekayaan intelektual yang sangat beragam, salah satunya adalah dalam bidang sastra dan keagamaan. Kitab-kitab klasik menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang penting bagi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Di antara kitab-kitab klasik tersebut, terdapat tiga karya yang cukup terkenal, yaitu Kitab Manunggaling Kawula Gusti, Memayu Hayuning Bawana, dan Sangkan Praning Dumadi. Ketiga kitab ini memiliki perbedaan dalam hal pengarang dan tema, namun ketiganya sama-sama memiliki pengaruh besar bagi kebudayaan dan kepercayaan masyarakat Indonesia.

Manunggaling Kawula Gusti

Kitab Manunggaling Kawula Gusti ditulis oleh Syekh Siti Jenar, seorang tokoh sufi dari Jawa Tengah pada abad ke-15. Kitab ini berisi tentang ajaran sufi mengenai kesatuan dengan Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti secara harfiah berarti "bergabungnya hamba dengan Sang Penguasa". Dalam kitab ini, Syekh Siti Jenar menjelaskan bahwa kesatuan dengan Tuhan bisa dicapai dengan memahami bahwa diri manusia adalah bagian dari Sang Pencipta. Manusia harus melepaskan ego dan keinginan duniawi agar bisa menyatu dengan Tuhan.

Kitab Manunggaling Kawula Gusti dikaitkan dengan ajaran Tasawuf atau mistisme Islam yang berkembang di Jawa pada abad ke-15. kitab ini mengajarkan bahwa manusia bisa mencapai kesatuan dengan Tuhan melalui penghapusan ego dan keinginan duniawi. Konsep penghapusan ego dan keinginan duniawi ini dikenal sebagai fana atau "kesunyian" dalam ajaran Tasawuf.

Kitab Manunggaling Kawula Gusti mempunyai pengaruh besar dalam kebudayaan Jawa. Kitab ini menginspirasi seni tari Jawa, seperti tari Bedhaya dan tari Serimpi, yang memiliki nuansa sufi. Selain itu, kitab ini juga dipakai sebagai panduan oleh para pemimpin dan raja di Jawa pada masa lalu untuk menjaga keseimbangan kekuasaan dan spiritualitas. Meskipun kontroversial, kitab ini tetap dihargai dan dipelajari oleh para sufi dan pemuka agama di Indonesia.

Kitab Manunggaling Kawula Gusti menjelaskan bahwa manusia harus menghancurkan ego dan keinginan duniawi agar bisa mencapai kesatuan dengan Tuhan. Caranya adalah dengan melalui meditasi dan introspeksi diri. Dalam meditasi tersebut, manusia harus membuka hati dan membebaskan diri dari segala bentuk ketakutan dan keinginan duniawi yang mengikat dirinya. Dengan begitu, manusia bisa mencapai kesatuan dengan Tuhan dan hidup dalam kebahagiaan.

Memayu Hayuning Bawana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun