Mohon tunggu...
Ksatria Damarjati Lelana
Ksatria Damarjati Lelana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Belia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sajak Kesendirian

7 Mei 2016   23:20 Diperbarui: 8 April 2017   19:00 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: guardian

Isi kalbu mendurhaka
"semua orang adalah orang lain"
klise sederhana dari seorang pria
sedang terjerat heningnya

sang malam terlalu cepat turun
Jakarta bukan lagi sebuah kota
untuk saya
hidup enggan, matipun tak mau
Layaknya mayat, kata-kata tak terketik tanpa titik
menyusun kata bak pujangga
dari kalbu yang mendurhaka

Isi kalbu meronta
sudah tercebur dalam lumpur
mau apalagi?
semakin berenang semakin tenggelam
kembali dan mati
didalam lumpur kesepian

logika berhutan yang membentur
Layaknya Tuhan, hutan itu menghantui di tahun hujan
semesta semestinya mengerti
mana ada manusia yang harus tahan dengan kesendirian

haruskah kulewati purnama ini sendiri?
aku bukan rama
tapi harapan akan kecantikan yang luhur datang dari wujud seorang shinta
akan selalu ada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun