Mohon tunggu...
Damar Firdauzi
Damar Firdauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya ingin berbagai pengalaman yang telah terjalani

Seorang Mahasiswa Pemanfaatan Perikanan angkatan 49 FPIK IPB

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pelabuhan Perikanan Indonesia, Ladang Emas yang Belum Digali

3 Februari 2015   16:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:54 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh Damar Firdauzi

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Intitut Pertanian Bogor (IPB)

Salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, dengan skala Samudera adalah Pelabuhan Nizam Zaman Jakarta, perputaran uang di pelabuhan ini sebanyak 8,6 Trillyun rupiah setiap tahunnya. Angka ini menunjukkan bagaimana potensi yang menjanjikan dari pelabuhan perikanan di Indonesia.

Sebagai negara yang berbasis kemaritiman, maka sektor laut akan menjadi andalan utamanya, oleh karena itu bidang penangkapan ikan pun banyak digeluti sebagai mata pencarian, selain itu sumber daya ikan yang melimpah menjadi salah satu alasannya. Peran pelabuhan disini menjadi sangat sentral karena sebagai tempat mendaratkan ikan.

Sebanyak 966 pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan telah di bangun hingga 2008 , yang terdiri dari 6 PPS (pelabuhan perikanan samudera ), 13 PPN (pelabuhan perikanan nusantara ), 45 PP(pelabuhan pantai ) dan 901 PPI (pangkalan pendaratan ikan ). Pendapatan pelabuhan berasal dari kegiatan tambat labuh kapal. Penurunan ikan dan distribusi ikan. Melihat prospek dari sumberdaya ikan Indonesia yang menempati urutan kedua terbanyak di dunia , maka tidak salah jika pelabuhan perikanan menjadi sektor yang turut diperhitungkan.

Tetapi masih kurangnya perhatian dari pemerintah kepada pelabuhan perikanan . berdampak kurang optimalnya peran pelabuhan itu sendiri.Masih banyak fasilitas-fasilitas pelabuhan yang kurang memadai, berimbas langsung kepada pendapatan dari pelabuhan perikanan, salah satu contoh tidak adanya lemari pendingin atau Cold Storage, hal ini sangat berpengaruh kepada kualitas mutu ikan yang di daratkan. Banyak ikan yang berekonomis tinggi berakhir kepada ikan olahan asinan, sehingga harga ikan pun turun drastis. Kurangnya anggaran menjadi salah satu alasan yang membuat pelabuhan perikananseperti di “telantarkan”.

Tetapi dengan melihat kondisi sekarang, dimana bapak Jokowi ingin membangun poros kemaritiman, maka seharusnya perkembangan dan pengelolaan pelabuhan perikanan menjadi salah satu sektor yang diperhatikan pula, tidak cuma Ilegal Fishing tetapi Port Fishing-pun harus menjadi perhatian. Beberapa langkahyang harus di kerjakan untuk membereskan permasalah pelabuhan adalah (1) Penambahan fasilitas penunjang pelabuhan seperti Cold Storage agar mutu ikan tetap dalam kondisi terbaik dan harga jual ikan akan tetap tinggi (2) Mengandeng pihak kedua atau swasta dalam hal pengembangan pelabuhan, sehingga anggaran yang dikeluarkan pemerintah bisa berkurang . (3) lembaga pemasaran hasil tangkapan, bertujuan untuk mengakomodasi para nelayan agar bisa menjual hasil tangkapannya di wilayah yang lebih jauh (Ekspor) (4) mengoptimalkan peran koperasi pelabuhan, yang cenderung pasif , untuk lebih digiatkan lagi.

Sehingga apabilaPelabuhan perikanan di Indonesiaini diperhatikan dengan serius dalam hal pelaksanaanya dan penambahan fasilitasnya , maka tidak mungkin pendapatan negara bukan pajak akan meningkat secara optimal, contoh saja pelabuhan Nizam Zaman Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun