Mohon tunggu...
Damar Faiz
Damar Faiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang

oleh Damar Edi dan Faiz Irsyad

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seberapa Kuat Kita Menjadi Mahasiswa Rantau?

1 November 2022   00:00 Diperbarui: 22 Februari 2023   04:19 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa yang sedang mengalami masalah di perantauan. (sumber: DOK. PEXELS via kompas.com) 

Mahasiswa merupakan sebuah predikat yang dimiliki seorang pelajar yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. 

Menurut Paryati Sudarman (2004) mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada suatu perguruan tinggi. Mahasiswa Baru (MaBa) merupakan sebutan untuk mahasiswa di masa awal perkuliahan. 

Masa tersebut dapat menjadi masa menyenangkan dan menegangkan bagi mahasiswa. Berbagai permasalahan dan tantangan mulai dihadapi oleh mahasiswa baru di masa itu. 

Mereka dituntut untuk mampu menghadapi dan membuat sebuah jalan keluar dari setiap permasalahan yang datang. Hal ini banyak dialami oleh mahasiswa pada umumnya, terutama mahasiswa rantau.

 Mahasiswa rantau adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar dari daerah asal. Mahasiswa biasanya merantau karena didorong oleh faktor pendidikan (Naim, 1979). 

Mahasiswa baru yang merantau mengalami masa transisi untuk memasuki kehidupan perkuliahan. Hal tersebut dapat menjadi tantangan bagi mereka untuk memiliki kemapuan adaptasi diri yang baik karena berbagai situasi dan kondisi akan silih berganti di lingkungan baru. 

Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik akan bereaksi terhadap dirinya dan lingkungan dengan cara yang efisien, matang, dan sehat, serta dapat mengatasi konflik mental dan frustasi (Ali & Asrori, 2015). 

Namun, berbeda halnya jika mereka mengalami kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya berbagai gangguan, bahkan gangguan emosional.

Homesick merupakan salah satu contoh gangguan emosional yang sering dialami oleh mahasiswa baru di masa awal perkuliahan. Menurut Thurber & Walton (2007:844) homesick/homesickness merupakan suatu keadaan distress yang disebabkan karena individu berpisah dari tempat tinggalnya. 

Homesick sering terjadi pada mahasiswa rantau di dalam kehidupan perkuliahan, khususnya mahasiswa baru yang sedang beradaptasi dengan liingkungan barunya.

Mahasiswa baru terkadang merasa cemas dan gelisah di masa awal perkuliahan karena jauh dari keluarga maupun teman terdekatnya di kampung halaman. 

Perasaan tersebut menjadi hal yang biasa bagi mahasiswa baru, tetapi jika terjadi secara berlebihan dapat memengaruhi kondisi psikologis pada mahasiswa baru. 

Hal tersebut dapat terjadi karena mahasiswa baru belum mengenal dengan baik lingkungan barunya, baik dari lingkungan rumah kos maupun kampus. Selain itu, mahasiswa baru kadang juga merasa sendiri dan memilih menjauh dari orang-orang sekitar.

Kerinduan akan kampung halaman dan keinginan untuk selalu pulang kampung sering dirasakan oleh mahasiswa baru saat sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Hal tersebut dikarenakan mahasiswa baru belum betah untuk menjalani kehidupan barunya, baik di lingkungan rumah kos maupun kampus. 

Hal itu juga dibarengi dengan perasaan terhadap kampus halaman yang dirasa tempat ternyaman menjadikan mahasiswa baru merasa keberatan jika meninggalkan kampung halamannya. 

Perasaan tersebut perlu diatasi dengan segera karena dikhawatirkan dapat mengurangi interaksi sosial mahasiswa baru, seperti interaksi dengan tetangga rumah kos, teman-teman yang ada di kampus, bahkan interaksi dengan dosen di dalam perkuliahan. 

Kurangnya interaksi tersebut sangat berakibat fatal bagi mahasiswa baru di era saat ini.

 Refreshing merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam mengatasi masalah homesick ini. Refreshing dapat membantu mahasiswa dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan baru. 

Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal menarik yang jarang ada di kampung halaman, seperti mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada di sekitar lingkungan baru. 

Selain itu, refreshing juga bisa diimplementasi pada hobi yang disukai. Hal tersebut memiliki potensi untuk mengalihkan pikiran dan perasaan rindu terhadap kampung halaman.

Menurut C. Shannon dan Weaver dalam buku The Mathematical Theory of Communication (1949), komunikasi yakni bentuk interaksi manusia yang saling memengaruhi satu sama lain secara sengaja dan tidak sengaja. 

Komunikasi dengan orang terdekat memiliki peranan penting dalam membantu mahasiswa untuk keluar dari permasalahan homesick ini, terutama komunikasi dengan keluarga. 

Mahasiswa rantau dapat memanfaatkan teknologi di era modern ini untuk berkomunikasi dengan keluarga walaupun tidak dapat bertemu secara langsung. Hal tersebut dapat membantu mahasiswa untuk mengobati rasa rindu saat jauh dengan keluarga di kampung halaman. 

Komunikasi juga dapat memberikan rasa tenang akan keadaan keluarga di kampung halaman. Hal itu membuat mahasiswa tidak terbawa pikiran yang berat akan kondisi keluarga di kampung halaman dan dapat lebih focus terhadap kehidupan perkuliahan yang sedang dijalani.

Hubungan pertemanan juga memiliki peranan penting dalam membantu mahasiswa untuk melewati permasalahan homesick ini. 

Menurut Baron dan Bryne (2006), pertemanan adalah hubungan dimana dua orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi di berbagai situasi dan juga menyediakan dukungan emosional. Mahasiswa dapat menjalin pertemanan dengan mahasiswa rantau lainnya. 

Hal tersebut dapat membantu mahasiswa untuk saling menceritakan keluh kesah sebagai mahasiswa rantau, khususnya mahasiswa baru. 

Cara tersebut dapat menurunkan beban pikiran akan rindu kehidupan kampung halaman dan membantu mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Pertemanan tersebut juga dapat membuat mahasiswa untuk saling mencari solusi dari permasalahan masing-masing.

Mahasiswa baru mengalami masa transisi dalam berbagai bidang kehidupannya di masa awal perkuliahan, terutama mahasiswa yang merantau. 

Masa transisi tersebut rentan menyebabkan berbagai permasalahan bagi mahasiswa yang dapat memengaruhi kehidupan perkuliahan. 

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi, yaitu homesick. Mahasiswa perlu melakukan adaptasi diri dan berbagai strategi untuk menghadapi permasalahan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun