Mahasiswa merupakan sebuah predikat yang dimiliki seorang pelajar yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.Â
Menurut Paryati Sudarman (2004) mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada suatu perguruan tinggi. Mahasiswa Baru (MaBa) merupakan sebutan untuk mahasiswa di masa awal perkuliahan.Â
Masa tersebut dapat menjadi masa menyenangkan dan menegangkan bagi mahasiswa. Berbagai permasalahan dan tantangan mulai dihadapi oleh mahasiswa baru di masa itu.Â
Mereka dituntut untuk mampu menghadapi dan membuat sebuah jalan keluar dari setiap permasalahan yang datang. Hal ini banyak dialami oleh mahasiswa pada umumnya, terutama mahasiswa rantau.
 Mahasiswa rantau adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar dari daerah asal. Mahasiswa biasanya merantau karena didorong oleh faktor pendidikan (Naim, 1979).Â
Mahasiswa baru yang merantau mengalami masa transisi untuk memasuki kehidupan perkuliahan. Hal tersebut dapat menjadi tantangan bagi mereka untuk memiliki kemapuan adaptasi diri yang baik karena berbagai situasi dan kondisi akan silih berganti di lingkungan baru.Â
Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik akan bereaksi terhadap dirinya dan lingkungan dengan cara yang efisien, matang, dan sehat, serta dapat mengatasi konflik mental dan frustasi (Ali & Asrori, 2015).Â
Namun, berbeda halnya jika mereka mengalami kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya berbagai gangguan, bahkan gangguan emosional.
Homesick merupakan salah satu contoh gangguan emosional yang sering dialami oleh mahasiswa baru di masa awal perkuliahan. Menurut Thurber & Walton (2007:844) homesick/homesickness merupakan suatu keadaan distress yang disebabkan karena individu berpisah dari tempat tinggalnya.Â
Homesick sering terjadi pada mahasiswa rantau di dalam kehidupan perkuliahan, khususnya mahasiswa baru yang sedang beradaptasi dengan liingkungan barunya.