Jika sudah memasuki area persawahan, kalian pasti akan dibuat takjub kembali, karena sawah di sini tak pernah kering. Hijau dengan aliran air yang tak pernah habis.
Begitu pula dengan sungai dan beberapa tempat pemandian yang sengaja dibuat di sekitar area sumber. Jernih dan deras mengalir, Â seolah tak pernah berhenti dilimpahkan dari pusat bumi.
Beberapa kali saya menggeleng-geleng, takjub, membayangkan betapa berharganya air ini jika berada di Jakarta atau beberapa daerah di Indonesia yang masih mengalami krisis air bersih.
Aliran air yang begitu deras ini kemudian dimanfaatkan warga untuk memenuhi hajat hidup mereka. Di beberapa tempat, sengaja di buat kolam kecil untuk menampung air yang luber-luber.
Tempat seperti itu biasanya khusus untuk mencuci  sayuran dari sawah sebelum diikat kecil untuk kemudian dijual ke pasar.
Selain itu warga juga sekalian memanfaatkannya untuk mencuci tangan  dan kaki sepulang dari sawah. Atau bahkan berwudhu sebelum pergi beribadah.
Tempat-tempat yang seperti ini biasanya sudah diberi penutup yang terbuat dari bambu yang dijalin menyerupai pagar tapi rapat.
Tapi tetap saja aktivitas di dalamnya terlihat jika kebetulan kita berdiri di area yang lebih tinggi.Â
Urusan "buang hajat" beda lagi. Kalau nggak di sungai, pari-parit kecil yang berada di antara semak dan pepohonan menjadi "toilet umumnya". Nggak percaya? Saya sendiri sudah mengalaminya.Â