Mohon tunggu...
Damara Haibah
Damara Haibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menyanyi dan mendengarkan lagu, saya sangat tertarik dengan musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pancasila Sebagai Panduan Kebangsaan di Era Digitalisasi

29 Desember 2024   23:35 Diperbarui: 29 Desember 2024   23:34 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, era digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi cara kita berinteraksi, tetapi juga memengaruhi pola pikir dan nilai-nilai yang dianut oleh generasi saat ini. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peranan penting sebagai pedoman bagi kehidupan berbangsa. Lebih dari sekadar ideologi. Nilai-nilai Pancasila tetap relevan sebagai pijakan untuk menjaga persatuan bangsa di tengah berbagai peluang dan ancaman era digital, seperti kemudahan akses informasi, tetapi juga risiko seperti polarisasi, penyebaran hoaks, dan intoleransi. Dengan demikian, Pancasila menjadi acuan utama dalam menghadapi dinamika era digital secara bijaksana.

Di era digital, perkembangan teknologi informasi membawa berbagai dampak positif, namun juga menghadirkan sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi rasa kebangsaan. Inilah beberapa tantangan era digital terhadap kebangsaan:

  • Hoaks dan disinformasi 

Perkembangan teknologi di era digital telah membawa kemudahan dalam menyebarkan informasi dengan sangat cepat. Namun, kemudahan ini juga membuka peluang bagi penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat merusak harmoni masyarakat. Disinformasi semacam ini sering kali memicu keresahan, memperburuk polarisasi, dan memunculkan konflik yang tidak perlu. Akibatnya, nilai kebijaksanaan yang diajarkan dalam sila keempat Pancasila, yaitu musyawarah untuk mufakat, menjadi semakin sulit diterapkan di tengah masyarakat yang terpecah oleh informasi yang tidak akurat.

  • Polarisasi di media sosial

Polarisasi adalah metode yang digunakan untuk menarik atensi kita sebagai pengguna sosial media. Polarisasi dapat dicirikan sebagai situasi di mana kelompok-kelompok dalam suatu masyarakat menjadi memegang keyakinan yang stabil dan saling eksklusif bahkan Polarisasi dapat dicirikan sebagai situasi di mana kelompok-kelompok dalam suatu masyarakat menjadi memegang keyakinan yang stabil dan saling eksklusif  ketika kelompok-kelompok ini dapat berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain.

  • Intoleransi daan radikalisme

Sikap intoleransi merupakan bentuk pengingkaran terhadap kebinekaan dan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila dan norma-norma agama yang beradap, sedangkan radikalisme adalah pemahaman atau perilaku menggunakan kekerasan dalam menyikapi perbedaan, memecahkan masalah, mencapai tujuan.

  • Lunturnya nilai kearifan lokal

Lunturnya nilai-nilai kearifan lokal di era digital terjadi karena dominasi budaya global yang lebih mendominasi ruang publik serta minimnya konten yang mengangkat budaya lokal di platform digital. Hal ini menyebabkan generasi muda semakin terasing dari warisan budaya mereka, yang pada akhirnya melemahkan identitas nasional dan solidaritas sosial.

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan di berbagai bidang, termasuk di era digital. Setiap sila dalam Pancasila memberikan pedoman yang relevan dalam menghadapi permasalahan masa kini:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa

Mengajarkan nilai toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman agama dan keyakinan, yang sangat penting untuk membangun kerukunan di tengah perbedaan, terutama di dunia digital yang sering kali memicu konflik ideologi

  • Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan menjaga martabat setiap individu. Dalam era digital, ini berfungsi untuk mengatasi isu-isu seperti hoaks, ujaran kebencian, dan diskriminasi yang sering terjadi di media sosial.

  • Persatuan Indonesia

Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa di tengah ancaman disintegrasi akibat pengaruh budaya asing dan perbedaan pandangan yang semakin tajam di dunia digital. Pancasila mendorong kebersamaan dan toleransi antarwarga negara.

  • Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaanan dalam Pemusyawaratan/Perwakilan:

Mengajarkan pentingnya musyawarah untuk mencapai keputusan bersama, yang dapat mengatasi polarisasi sosial dan memperkuat demokrasi di dunia maya, yang sering kali terpecah oleh opini yang bertentangan.

  • Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Menegaskan pentingnya pemerataan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks digital, ini berarti mengurangi kesenjangan digital dan memastikan akses teknologi yang merata untuk semua warga negara.

Generasi muda memegang peranan yang sangat penting dalam melestarikan dan mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan, khususnya di tengah tantangan yang muncul di era digital. Sebagai kelompok yang paling dekat dengan teknologi dan aktif dalam berbagai platform digital, mereka tidak hanya berfungsi sebagai pengguna, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan yang kreatif dan inovatif. Dengan memanfaatkan teknologi, generasi muda dapat memperkuat identitas kebangsaan serta menjadikan kemajuan digital sebagai alat untuk memperkokoh nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks ini, mereka memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa teknologi mendukung persatuan, keberagaman, dan kecintaan terhadap bangsa. Beberapa peran penting generasi muda dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut:

  • Menjadi pelopor literasi digital

Di dunia digital yang semakin berkembang, kemampuan untuk memilah informasi yang benar dan bermanfaat sangat penting. Generasi muda memiliki peran besar dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya literasi digital. Mereka dapat berperan aktif dalam mengedukasi keluarga dan masyarakat mengenai cara memverifikasi informasi untuk menghindari hoaks dan disinformasi. Selain itu, mereka juga dapat memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan panduan literasi digital, agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan internet. Tak hanya itu, generasi muda juga dapat mengembangkan berbagai aplikasi atau alat digital yang membantu memfilter berita palsu dan konten negatif, sehingga dapat menciptakan ruang digital yang lebih aman dan positif bagi semua pengguna.

  • Menciptakan dan menyebarkan konten positif

Generasi muda dapat memanfaatkan kreativitas mereka untuk menghasilkan konten yang mencerminkan dan mengedepankan nilai-nilai Pancasila. Salah satunya dengan mempromosikan nilai kebangsaan, seperti membuat video, artikel, atau kampanye media sosial yang mengedepankan pentingnya persatuan, keberagaman, dan toleransi antarwarga negara. Selain itu, mereka juga dapat mengangkat budaya lokal dengan memanfaatkan platform digital untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, mulai dari seni, musik, bahasa daerah, hingga kuliner tradisional, kepada dunia. Dan juga bisa menggalang gerakan sosial melalui pembentukan komunitas online yang mendorong kolaborasi positif dan dialog sehat antarindividu dengan berbagai latar belakang, untuk mempererat persatuan dan saling menghargai.

  • Menggunakan media sosial untuk memperkuat persatuan

Meski media sosial sering menjadi sarana konflik, generasi muda dapat memanfaatkannya untuk memperkuat persatuan bangsa. Mereka dapat melawan polarisasi dengan mengedepankan sikap bijak dan dialog yang membangun. Selain itu, mereka bisa menyuarakan toleransi lewat kampanye online yang mendukung kerukunan dan saling menghargai perbedaan. Generasi muda juga dapat menjadi teladan digital dengan menjaga etika berinternet, seperti tidak menyebarkan ujaran kebencian dan menghormati pendapat orang lain.

  •  Menjadi agen perubahan sosial

Generasi muda memiliki peran penting sebagai agen perubahan yang dapat menjaga semangat kebangsaan di tengah arus globalisasi. Mereka dapat mengintegrasikan nilai Pancasila dengan mengamalkan prinsip-prinsip seperti gotong royong, musyawarah, dan keadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam interaksi di dunia digital. Selain itu, generasi muda juga harus menghadirkan solusi kreatif untuk mengatasi tantangan era digital, seperti intoleransi dan radikalisme, dengan pendekatan yang inklusif dan inovatif. Tak kalah penting, mereka dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan dengan mendukung program-program yang meningkatkan kesadaran tentang pentingnya nilai kebangsaan.

  • Berperan dalam Inovasi Teknologi untuk Bangsa

Sebagai generasi yang kreatif dan penuh inovasi, generasi muda memiliki potensi untuk menciptakan teknologi yang dapat memperkuat nilai kebangsaan. Mereka dapat mengembangkan aplikasi pendidikan Pancasila yang menyajikan informasi tentang Pancasila secara interaktif dan menyenangkan bagi generasi muda. Selain itu, mereka dapat menciptakan media berbasis kebangsaan yang menyajikan konten inspiratif mengenai nasionalisme dan keberagaman Indonesia. Tak kalah penting, teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk keadilan sosial, dengan menciptakan solusi digital yang memudahkan masyarakat di daerah terpencil untuk mengakses pendidikan, layanan kesehatan, dan informasi secara lebih merata.

Pancasila adalah panduan abadi yang tetap relevan di era digital. Dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam bermedia, masyarakat Indonesia dapat menghadapi tantangan era digital tanpa kehilangan jati diri. Persatuan, toleransi, dan keadilan sosial harus terus diperjuangkan, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

"Pancasila bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga kunci masa depan. Mari bersama-sama menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan digital kita sehari-hari."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun