Mahasiswa KKN Kolaboratif #2 Kelompok 031 mencanangkan program kerja yang bergerak di bidang Kesehatan anak dengan tema SEHATI (Sinergi dan Edukasi Kesehatan Buah Hati). SEHATI (Sinergi dan Edukasi Kesehatan Buah Hati) merupakan program kerja yang didasarkan terhadap tingginya angka stunting di Kabupaten Jember. Adapun penyebab tingginya kasus stunting di Kabupaten Jember adalah maraknya pernikahan dini, kurangnya pemahaman orang tua terhadap gizi dan nutrisi balita, serta ekonomi yang rendah menjadi penyebab anak mengalami stunting. Dengan demikian sasaran kegiatan program kerja ini adalah pasangan yang baru menikah, ibu hamil, serta ibu yang memiliki bayi dan balita.
Kegiatan sosisalisasi SEHATI dilaksanakan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
Menumbuhkan rasa kesadaran dan kepedulian generasi muda utamanya anggota KKN Kolaboratif terhadap isu stunting yang berada di Kabupaten Jember.
Memberikan kesempatan mahasiswa/i KKN Kolaboratif 031 untuk berpartisipasi dalam menggiatkan program kerja dalam mengurangi stunting.
Memberikan manfaat dan motivasi kepada masyarakat mengenai pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan stunting.
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu dan calon ibu terhadap isu stunting khususnya di Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kesehatan anak -- anak dan balita di masyarakat.
Kegiatan sosialisasi SEHATI dilaksanakan pada hari senin, 7 Agustus 2023 bertempat di balai desa Glundengan dan dihadiri oleh 34 peserta kegiatan sosialisasi yang mencakup perwakilan kader posyandu, ibu balita, ibu hamil, dan pasutri baru. Kegiatan dimulai dengan sambutan oleh ketua panitia KKN Khoirul Anam, ia mengatakan".. berdasarkan data SSGI 2022 di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Jember menempati posisi pertama angka stunting dengan presentase sebesar 34,9 Angka ini merupakan angka yang cukup miris untuk Kabupaten Jember, sehingga, kegiatan sosialisasi SEHATI ini perlu dilakukan untuk membantu memberikan edukasi kepada orang tua dan calon orang tua, untuk mengurangi angka stunting." Ungkapnya. Bapak Wawan Erwana selaku kepala desa juga menambahkan "Permasalahan stunting terbilang sangat kompleks, karena SOP terkait stunting masih belum ada kejelasan. Sehingga diharapkan adanya peran mahasiswa KKN Kolaboratif ini memberikan partisipasi penekanan angka stunting di Desa Glundengan ini. "Saya sangat mendukung kegiatan positif SEHATI (Sinergi dan Edukasi Kesehatan Ibu dan Buah Hati)". imbuhnya
Pemaparan materi mengenai stunting dan MPASI oleh Ibu Ani Suhartinngsih, Amd. Keb. Dalam materi yang disampaikan oleh Ibu Ani, beliau menyampaikan bahwa terdapat takaran MPASI yang diberikan kepada bayi setelah umur 6 bulan. Bayi umur 6-8 bulan dengan proporsi ASI sebesar 70% dan MPASI 30%. Untuk bayi umur 9-12 bulan diberikan proporsi ASI 50%. Bayi umur 12-23 bulan proporsi ASI lebih kecil sebesar 30% dibandingkan dengan proporsi MPASI sebesar 70%. Selain terkait takaran MPASI, beliau juga menyampaikan pentingnya untuk mengenali pertanda stunting dan memantau tumbuh kembang anak. Kunjungan ke posyandu diyakini menjadi salah satu cara yang dapat membantu orang tua dalam mengenali pertanda stunting dan memantau tumbuh kembang anak secara berkala. Mengapa demikian? Karena di dalam kegiatan posyandu, orang tua dapat mengetahui besaran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Sehingga melalui hal tersebut setidaknya orangtua dapat mendeteksi lebih dini dari segi fisik terkait pertanda stunting pada anaknya. Menjaga kebersihan lingkungan menjadi hal penting terakhir yang disampaikan oleh ibu Ani. Menurutnya, memastikan lingkungan tempat tinggal bersih dapat mencegah terjadinya stunting sangat penting. Karena perlu diketahui bahwa risiko terjadinya stunting dapat timbul berupa infeksi berulang dan sistem kekebalan anak yang masih belum sempurna akan mengakibatkannya rentan terkena penyakit.
Dilanjutkan pemaparan materi kedua tentang kesehatan ibu dan anak oleh Bapak Andy Asmara, S.AP., M.PSDM. Pemateri kedua ini menekankan pentingnya kesehatan ibu dan anak melalui menjaga nutrisi ibu dan anak. Menurutnya, nutrisi menjadi sebagian besar permasalahan penyebab stunting diantaranya asupan gizi ibu yang kurang selama mengandung, gizi anak kurang tercukupi, serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai gizi dan pola asuh. Salah satu nutrisi yang harus tercukup yakni bahan makanan yang mengandung asam folat. Asam folat dapat diperoleh di dalam sayuran dan buah seperti bayam, kacang-kacangan serta alpukat dan buah lainnya. Dalam sehari ibu setidaknya memerlukan 400 mikrogram asam folat untuk memenuhi kecukupan nutrisi ibu. Selama pemaparan materi berlangsung, audien cukup antusias dalam mengikuti sosialisasi SEHATI (Sinergi dan Edukasi Kesehatan Buah Hati). Beliau juga menjelaskan mengenai infeksi TORCH, Selain itu, diadakan juga pelatihan pembuatan MPASI berupa pudding jagung yang didemonstrasikan oleh mahasiswa KKN. Pembuatan pudding jagung memanfaatkan komoditas desa Glundengan berupa jagung yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam membuat MPASI. Adapun alat, bahan, dan tata cara pembuatan MPASI pudding jagung adalah sebagai berikut:
Alat :
Kompor
Blender/cooper
Saringan
Baskom
Panci
Sendok
Cup kecil + sendok kecil
Bahan :
2 jagung manis besar
2 nutrigel plan
3 sachet susu kental manis
1 butir telur
Pandan secukupnya (opsional hanya sebagai pewarna)
Garam secukupnya
Cara pembuatan :