Ketika artikel yang saya tulis menjadi artikel utama di Kompasiana, adalah titik paling menyenangkan dan menggembirakan.
Tapi belum banyak tulisan saya yang jadi artikel utama. Terasa menyenangkan, yang saya tulis adalah cerita ringan, kisah sebuah tradisi berbalut keagamaan.
Sepertinya, tulisan itu mendapat tempat yang amat luar biasa di Kompasiana. Saya menulis cerita masyarakat mengaji di pusara menjelang dan sesudah puasa.
Cerita ringan, mengandung banyak hikmah, merupakan tradisi di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat setiap tahunnya.
Sebagai media warga, Kompasiana tetap memposisikan budaya dan tradisi sebagai kekuatan lokal daerah, yang harus dirawat dengan baik.
15 tahun Kompasiana, ternyata mengandung banyak kisah dan cerita menarik dari kompasiner sendiri. Meskipun terbilang baru berselancar di Kompasiana, ada banyak kesan dan pesan moral yang saya petik.
Terjalin hubungan silaturrahmi yang mantap dengan sesama kompasiner, meski lewat chatingan dan komentar.
Artikel saya baru 1.000 an, tapi persentase artikel pilihan dan utama, sangat sedikit sekali. Tentu saya bangga dan senang dengan kondisi itu, karena semakin menyadari kualitas dan ilmu kepenulisan saya yang harus terus ditingkatkan.
Kompasiana telah berhasil menghadirkan ruangan ekspresi. Bercerita, membagi pengalaman, dan berbagi kisah tersendiri oleh kompasiner. Bahkan di usianya yang ke 15 tahun ini, Kompasiana sudah menjadi media warga terbesar di dunia.
Sebagai seorang wartawan dan penulis, saya punya kebahagiaan tersendiri ketika diberi ruangan di Kompasiana ini.