Globalisasi yang merambah kehidupan saat ini, tak pelak lagi ikut membuat nilai-nilai adat dan budaya tergerus.
Apa pasal. Adat itu kuat dan menjadi kekuatan tersendiri di tengah masyarakat. Kok bisa kena hantam oleh arus globalisasi yang ditandai dengan digitalisasi?
Kekuatan adat, dan malah jadi sebutan di tengah masyarakat, bahwa adat itu tak lapuk oleh hujan tidak lekang kena panas.
Rabu, 20 September 2023, Afrianto Datuak Maninjun, seorang tokoh pemuda sekaligus niniak mamak di kaumnya, Mak Itam, salah seorang cadiak pandai masyarakat Sicincin, dan Utiah Rajab, tokoh tua belum muda terlampau membersamai Podcast Padang Pariaman di MCS Pauh Kambar.
Perubahan pola pikir yang berkembang di tengah masyarakat, juga menjadi bagian dari pergeseran nilai-nilai adat dan budaya tersebut.
Dan lagi, adat dan budaya, katakan adat salingka nagari, masih sebuah kekuatan yang mengambang.
Mak Itam yang saban hari berkecimpung di tengah masyarakat, merasakan betapa pergeseran itu sudah menganga besar.
"Yang menjadi titik lemahnya, adalah pokok bahasan "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah". Artinya, sandi ini yang mesti diperbaiki, agar adat yang bersumber dari agama kembali kuat," kata dia.
Afrianto Datuak Maninjun yang juga caleg DPRD Padang Pariaman dari Golkar ini menilai, bahwa kesebandingan antara hukum adat dengan undang-undang dan hukum agama, searah dan setujuan.
"Hanya, aplikasinya yang kadang-kadang membuat salah satunya tergerus, bila dalam menyikapi suatu masalah secara mendalam," katanya.