Sebagai Khalifah XV Syekh Burhanuddin, Heri Firmansyah Tuanku Khalifah tak pernah sepi dari lingkaran jemaah.
Dari berbagai pelosok daerah di Sumbar, Riau, Jambi sampai Semananjung Malaysia, jemaah sering mendatangi Surau Pondok Ketek, tempat penyimpanan peninggalan Syekh Burhanuddin, sekaligus tempat Heri Firmansyah Tuanku Khalifah menerima dan memimpin jemaah.
Sebaliknya juga berlaku. Tuanku Khalifah kerap pula diminta mengaji ke kampung-kampung jemaah itu. Silaturahmi terjalin antara guru dan murid, berkah pun menaungi alam semesta ini.
Dengan komunikasi yang kuat antara jemaah dan pimpinan itu pula, pertalian Syekh Burhanuddin dengan gurunya Syekh Abdurrauf di Aceh, tak pernah putus.
Tiap sebentar Heri Firmansyah Tuanku Khalifah membawa jemaahnya ke Kuala, Aceh, tempat guru Syekh Burhanuddin itu bermakam.
Ya, ziarah. Mendatangi guru-guru yang sudah almarhum, adalah berkah tersendiri. Merupakan bagian dari memperkuat hubungan batin antara murid dan guru.
Rabu (19/7/2023) Heri Firmansyah Tuanku Khalifah tiba di Aceh. Dia mengangkut 40 orang lebih jemaah asal Kabupaten Dharmasraya, Sumbar dan Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
Ziarah sekalian berwisata, tentu sebuah perjalanan yang penuh dengan kenikmatan. Dialog guru dan murid atau jemaah dengan ulamanya, sangat terbuka dan menyenangkan, menghiasi perjalanan panjang ke ujung Pulau Sumatera itu.
Tak mengaji di sana. Tetapi cerita Khalifah keturunan Syekh Abdurrauf ke-7 Tengku Abdul Wahid di hadapan jemaah Heri Firmansyah Tuanku Khalifah ini, memberikan arti penting sebuah pertalian yang tak boleh putus.
Heri Firmansyah Tuanku Khalifah menyerahkan sebuah buku karya Syekh Burhanuddin, Syarh Al Hikam yang sudah diperbaharui cetakannya ke Tengku Abdul Wahid.