Pergerakan Aksi Solidaritas Piaman Laweh (Aspila) terhadap bedah rumah Nurbaiti terasa amat luar biasa.
Rencana awal setelah adanya zakat dari Baznas Padang Pariaman Rp15 juta, rumah itu dibangun semi permanen.
Namun, hari berjalan, rencana berubah menjadi rumah permanen buat ibu berusia 75 tahun itu.
Ridwan Palapa, Penasehat Aspila Batang Anai menyebutkan, perubahan rencana itu setelah bantuan dari H. Lambau, kader Gerindra datang Senin kemarin.
"Rumah permanen ukuran 6x7 meter. Dan sampai saat ini, donatur terus bertambah," katanya, Selasa (13/6/2023).
Menurut Ridwan bersama Ketua Aspila Batang Anai Ade Wijaya, rincian dana yang masuk saat ini, dari Baznas Rp15 juta. Masuk lewat Aspila sudah mencapai Rp18 juta. Lewat H. Lambau, Happy Neldy (Gerindra) 35 zak semen dan 3.000 batu bata.
Empat truk sirtu sumbangan Dt Pahlawan, biaya penebangan pohon kelapa dari Bacaleg Demokrat Syahrul Usman.
"Dua tukang dan seorang kuli diupah, terus bekerja. Dan banyak tenaga sukarela yang membantu, baik bekerja maupun membawakan makanan untuk tukang," ulas Ridwan Palapa.
Ridwan Palapa melihat, keprihatinan kehidupan Nurbaiti bersama keluarganya yang terbilang banyak dalam rumah pondok. Pondok beratap rumbia dan berlantai tanah, sangat menyakitkan sekali.
Ditambah suami Nurbaiti, Pak Lis hanya pekerja meraut lidi dan membuat pengikat sapu, sangat tidak mungkin untuk hidup layak, dengan kondisi anak dan cucu yang lumayan banyak.