Disebut demikian, katanya, karena di titik rawan, terutama di jalur pendakian jalanya sudah dicor.
"Jalannya sudah berbentuk. Bahkan, yang dari arah surau ke atas, menuju pemukiman masyarakat, jalan sudah dikasih bandar kiri dan kanannya," sebut Syafril.
Ini dilakukan, katanya, tentu adanya kesungguhan dan kebersamaan masyarakat dalam melihat arti penting pemberdayaan surau ini.
Di samping itu, jalan juga untuk tujuan masyarakat petani. Sekeliling surau, semuanya lahan pertanian sawah. Hanya saja karena irigasi tak jalan, sebagian sawah jadi ladang.
"Dan sebagian tetap menanami padi, tapi saat musim hujan saat ini," katanya.
Jadi, kata Syafril, masyarakat Kabun Cimpago butuh pembangunan jalan kebrumah ibadah, sekalian jalan usaha tani.
Kemudian, perbaikan irigasi. Ini penting, mengingat sudah lamanya lahan pertanian yang bergantung pada musim hujan.
"Kalau ke sawah musim hujan, jelas saja tidak bisa dipatok. Kadang dalam setahun itu hanya sekali musim tanam, kadang tidak ada sama sekali," ungkapnya. (ad)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H