Halaqah Fiqh Peradaban digelar di 250 titik di Indonesia. Satu titik diadakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pasaman Barat.
Tujuan acara ini adalah, agar NU dan agama ikut menjadi penentu dalam percaturan dunia pada ranah sosial, ekonomi dan budaya.
"Sehingga Islam menjadi soko guru untuk peradaban dunia. Bukan hanya menjadi objek peradaban modern yang sering hanya sebagai peran kecil di pinggir trotoar percaturan global," demikian kata moderator acara Dr. Zawil Huda, Rabu (9/11/2022).
Acara yang diadakan di Pondok Pesantren Al Muttaqiin Situmang, Salingka Muaro, Kecamatan Sungai Aur ini, narasumber Prof. Nasaruddin Umar mengatakan, fiqh peradaban itu untuk merekontruksi fiqh Islam ke dalam konteks zamannya.
"Fiqh selalu hidup pada ranah publik kemanusiaan dan ranah internasionalitas. Paham tentang tujuan syariat yang lima. Diantranya memelihara jiwa, agama, harta, dan lain sebagainya," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Halaqah yang diikuti sekitar 100 tokoh agama, tokoh masyarakat yang mengurusi masalah keumatan di Pasbar ini mengusung tema; "Fiqih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru" ini juga menghadirkan pembicara Prof. Asasriwarni.
Menurut dia, Islam itu mesti ikut mengatur jalannya sejarah dunia. Islam lewat NU bukan hanya mengurusi ibadah, tapi juga mengurus dunia, tempat orang hidup di atasnya.
"Kalau NU tidak ikut mengurusi demikian, maka pihak lain yang mengatur dunia yang sering zalim dan jauh dari nilai Islam," ujar Asasriwarni.
Ketua PCNU Pasaman Barat, H. Nasrullah Sudirman menyebutkan, kegiatan ini adalah program PBNU yang dilaksanakan di beberapa pondok pesantren sebagai bentuk peran serta ulama, dan ikut merumuskan fiqh peradaban global yang akan dihelat pada tahun depan, dalam rangka menyambut satu abad Nahdlatul Ulama.
Wakil Bupati Pasbar Risnawanto menyebutkan, PCNU memang untuk ummat dan bangsa.