Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Santri Menulis

21 Oktober 2022   17:05 Diperbarui: 21 Oktober 2022   17:21 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan menulis resensi kitab di pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan tahun lalu. (foto dok tuanku labai rais)

Nah, ini penting kita kembangkan, Deni untuk kelangsungan garis perjuangan ulama itu sendiri.

Sekedar menyebut nama. Para ulama di Padang Pariaman yang cukup gigih berjuang dalam menyebarkan ilmu di tengah negara ini masih bayi, atau belum merdeka.

Kita mungkin dapat cerita kontroversi seorang Tuanku Shaliah, yang banyak melahirkan kebijakan yang di luar nalar orang biasa.

Ulama saufi ini patut kita tulis, karena banyak cerita dari mulut ke mulut dari orang yang pernah bersentuhan dengan dua dulunya.

Begitu juga cerita dia menghormati kawannya yang ulama, dalam soal mandi di sungai. Dia tidak mau mandi di atas, karena menurut mata hatinya ada ulama yang sedang mandi pula di bagian bawahnya.

Ini kisah antara Tuanku Shaliah dengan Tuanku Bagindo Lubuak Pua. Tuanku Shaliah di Sungai Sariak, bagian atas Lubuak Pua, sama-sama menjadikan Sungai Batang Mangoi untuk tempat mandi dalam keseharian.

Bagi Tuanku Shaliah, kalau diteruskan mandi terasa kurang adab namanya. Begitu dia menjaga adab sesama ulama, pewaris para nabi tentunya.

Belum lagi cerita lainnya, yang sangat banyak. Termasuk cerita fotonya yang dipajang di hampir setiap rumah makan Padang di luar daerah Sumbar, ini juga cerita yang sangat beragam menurut penuturan pemilik kedai nasi itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun