Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Santri Menulis

21 Oktober 2022   17:05 Diperbarui: 21 Oktober 2022   17:21 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan menulis resensi kitab di pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan tahun lalu. (foto dok tuanku labai rais)

Sesuatu yang sangat luar biasa, ketika momen Hari Santri Nasional dicanangkan, dan sejak itu terus diperingati setiap tahun, dengan tema yang beragam pula, sesuai situasi dan kondisi tentunya.

Santri adalah orang yang sedang mendalami pendidikan agama Islam secara mondok. Makanya, santri itu milik pesantren.

Artian luas, santri termasuk juga alumni pesantren, guru pesantren, dan orang yang berhubungan dengan santri itu sendiri, juga disebut sebagai santri.

Berdaya menjaga martabat kemanusiaan. Itulah tema hari santri tahun ini, yang sudah dicanangkan beberapa waktu lalu. Hari santri ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober.

Ini mengacu pada momen resolusi jihad dicanangkan KH Hasyim Asy'ari dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajah.

22 Oktober 1945, penjajah ingin kembali menancapkan kakinya di bumi pertiwi ini. Dan ulama besar, pendiri NU KH Hasyim Asy'ari bersama ulama di Jawa dan Madura mengeluarkan maklumat  resolusi jihad.

Nah, ini tentunya cuplikan sekilas tentang latar belakang hari santri itu sendiri. Yang ingin saya katakan, adalah bagaimana santri hari ini mengejewantahkan pesan moral tertulis resolusi jihad tersebut.

Santri, termasuk juga para senior dan guru atau mahasantri, harus melihat ini dalam arti luas. Ya, menulis. Setidaknya, momen hari santri ini ada buku sejarah ulama di lingkungan santri itu sendiri yang diedarkan.

Ini, penting mengingat soal keintelektualan santri itu sendiri. Ya, para ulama dulu, khusus di Jawa telah mampu membuat sesuatu, sehingga hari ini dijadikan sebagai rujukan dalam ketetapan sejarah hari santri nasional.

Khusus di Minangkabau, adalah daerah yang kaya akan ulama dan intelektual Islam, yang awalnya adalah santri dulunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun