Sebenarnya, kenaikan harga BBM sudah bisa disebut sebagai tradisi. Ya, tradisi BBM naik. Heboh, panik, dan berkicau di dunia maya, menjadi pelampiasan yang paling cepat.
Dan ocehan serta rasa ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah terkait naiknya harga BBM itu, tentu hal lumrah pula.
Hanya saja, perlu kita sikapi kualitas kritikannya seperti apa. Toh, ocehan yang banyak tak mampu membuat pemerintah surut kembali untuk menurunkan harga BBM.
Termasuk suara anggota dewan di DPR RI tak kuasa untuk merubah kembali keputusan Presiden Jokowi.
Kenapa, tentu kenaikan harga BBM itu setelah adanya pembicaraan khusus pemerintah dengan DPR, sebagai perwakilan rakyat.
Menarik, dan kadang kita ketawa sendiri membaca status netizen yang begitu banyak menyasar di dunia maya.
Baru beberapa detik setelah penggunaan Presiden, dunia maya langsung ramai oleh ciutan.
Apalagi di Sumbar, daerah yang kaya akan orang-orang pintar, membuat dialog dan diskusi soal kenaikan BBM ini menjadi asyik tersendiri.
"Ternyata harga BBM tidak naik. Hanya penyesuaian," tulis seorang netizen di sosial media facebooknya.
Lalu, yang turun itu hanya harga kelapa. Kelapa, selama ini tak pernah naik. Selalu turun, turun dan turun terus.