Feri Maulana menyampaikan kilas balik perjalanan Media Sumbar, sejak pertama terbit hingga saat ini berusia 20 tahun, dalam silaturahmi bersama alumni media itu, Sabtu (3/9/2022) di Terandam II Padang.
Singkat, dan mengenai sasaran, wartawan Haluan di Tanah Datar ini berkisah dengan sangat menyentuh, yang intinya Media Sumbar tak boleh berhenti terbit.
Banyak suka duka dan parasaian dulunya, untuk bisa koran mingguan itu terbit setiap pekannya, diceritakan Feri kembali, dengan harapan tentunya media itu bisa eksis kembali dalam format online.
Intinya, dalam silaturrahmi yang juga dihadiri banyak wartawan yang kini sudah punya media itu, adalah nilai kebersamaan yang terus terbina dengan baik.
Suasana taragak, cerita garah, tertundanya cetak, dan bertambahnya Basrial, wartawan Solok Selatan yang kini Kadis Ketenagakerjaan Solok Selatan bermalam di kantor, menjadi penambah ramainya suasana HUT ke-20 Media Sumbar.
Di tengah itu, cerita motivasi dan jasa besar mendiang Fadril Aziz Isnaini Infai, yang kami panggil dengan sapaan Pak Infai menjadi cerita utama, membuat media ini harus eksis kembali.
H. Ali Nurdin dan Ahmad Jalinus yang mengomandoi acara ini cukup hebat, dan berhasil menghimpun kekuatan Media Sumbar untuk bisa eksis kembali.
Tentu dukungan penuh H. Rizal Ramon, Sandy Sitia, Fitri Adona, Yeyen Kiram, Rony Asrico dan senior Media Sumbar lainnya acara silaturahmi ini berhasil sesuai rencana awal.
Efri Radesqi yang terlambat tiba, tak lagi merasa sendiri. "Satu keinginan dan cita-cita mendiang dulunya, Media Sumbar tak boleh berhenti terbit," ujar Efri dalam rapat usai syukuran.
Ismael Novendra, meskipun tak mau dijadikan Pemred karena sudah memimpin dua redaksi, dia alumni yang sangat ingin media ini eksis kembali.