Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Batang Tapakih Meluap, Puskesmas dan Rumah Masyarakat Terendam Banjir

12 Juni 2022   09:47 Diperbarui: 12 Juni 2022   09:50 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luapan Batang Tapakih yang menyebabkan Puskesmas dan rumah masyarakat terendam banjir. (foto dok damanhuri)

Hujan lebat sepanjang Sabtu (11/6/2022) menyebabkan luapan Sungai Batang Tapakih melebihi kapasitasnya.

Akibatnya, puluhan rumah terendam banjir. Sawah petani pun dilanyau air bah. Dilaporkan dari Sintuak Toboh Gadang, air bah terjadi sejak pukul 03.00 dini hari Ahad.

Puskesmas Sintuak sudah penuh oleh luapan air sungai itu. Di seberangnya, surau juga mencapai setinggi betis orang dewasa air dalam surau itu.

"Tak tidur semalaman. Sibuk meninggikan peralatan yang dinilai berharga," kata salah seorang warga Toboh Baru.

Pemandangan demikian, air meluap memasuki rumah dan Puskesmas di Toboh Baru itu, sudah menjadi kebiasaan masyarakat, terutama pada musim hujan lebat.

Di tambah hujan yang sepanjang hari dan malamnya, siap-siap sajalah untuk berkemas, meninggalkan rumah, dan mencari tumpangan agar bisa tidur malam.

Ia, kalau ada tumpangan. Kalau tidak, terpaksa bertahan di dalam rumah yang kian meninggi air di dalamnya.

Pemerintah tentu berpikir solusi apa yang bisa dilakukan untuk antisipasi banjir di seputaran Toboh Baru ini. Sudah dilakukan normalisasi di hilirnya, tapi belum sepenuhnya bisa mencegah banjir di Sintuak Toboh Gadang tersebut.

Tepatnya di dekat Pantai Tiram sudah di perdalam dan di perlebar aliran Sungai Batang Tapakih itu. 

Sepertinya, normalisasi masih dilakukan lagi, di bagian atasnya. Batang Tapakih ini termasuk sungai kecil, tapi kalau musim hujan lebat "gadangnya" minta ampun.

Tak sedikit sawah dan lahan pertanian warga yang kena lanyau air punah seketika. Aliran airnya pun beda banyak dengan kebanyakan sungai yang ada di Padang Pariaman.

Air Sungai Batang Tapakih selalu mengalir keruh. Agak menguning. Tak hujan tak panas, airnya selalu menguning. Itulah Batang Tapakih.

Sungai ini pun punya banyak cerita. Cerita sedih dan ganas pernah ada dan terjadi dulunya. Cerita murid melawan guru pun tercatat di Sungai Batang Tapakih.

Sepertinya, pemerintah harus belajar banyak dari cerita yang terhanyut oleh sungai ini, untuk perbaikan pemukiman masyarakat di sepanjang aliran sungai itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun