Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ancaman dan Teror adalah Vitamin Penambah Semangat Kerja Jurnalis

11 Februari 2022   11:27 Diperbarui: 15 Februari 2022   09:12 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ancaman dan teror, umpatan, rasa kurang puas yang ditumpahkan narasumber ke wartawan yang menulis berita, adalah vitamin untuk menambah semangat kerja.

Sebagai pekerja kontrol sosial di tengah masyarakat, saya sering dan acap menerima ancaman dari narasumber yang merasa kecewa dari berita yang terbit dan beredar luas.

Bahkan, ancaman hukum dan akan dibunuh, Alhamdulillah tak membuat nyali dan integritas saya ciut.

Adalah seorang komisioner KPU di daerah saya yang diduga menghamili seorang wanita di kampungnya.

Beritanya jadi headline di Singgalang, dengan judul yang cukup unik dan menarik.

Coblosan anggota KPU berbuntut panjang. Itu judulnya. Pas berita keluar, yang bersangkutan langsung menelpon saya, dengan nada ancaman.

Sebelumnya, saya menghubungi dia sebagai berita cek. Memperlakukan narasumber sebagai praduga tak bersalah.

Konfirmasi lengkap, dan keluh kesah korban yang merasa diitukan juga panjang lebar ceritanya.

Tak cukup telpon, SMS dia ke saya pun bertubi-tubi. "Kemana pun kau lari akan saya kejar. Saya bunuh kamu," tulis dia di SMS.

Faktanya, dia tak pernah membunuh dan memperkarakan berita itu, ketika bersua dan berhadapan dengan dia. Sekarang yang bersangkutan jadi seorang walinagari di kampungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun