Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Muktamar NU ke-34 di Lampung Harus Sejuk dan Sukses, Kyai Khambali Motori Maulid Diba'i

8 Desember 2021   11:35 Diperbarui: 8 Desember 2021   11:51 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama usai Maulid Diba'i yang dipimpin KH Ahmad Khambali. (foto dok khambali)

KH Akhmad Khambali, Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom mengungkapkan keutamaan bershalawat atas Nabi Muhammad SAW. Setiap kali bacaan shalawat dibalasi dengan 10 kali lipat shalawat dan dihapus 10 kesalahan serta diberikan 10 pahala. 

Kyai Khambali kemudian mengutip hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari yang artinya, ''Barang siapa membaca shalawat kepadaku sekali, maka Allah akan membalasnya sepuluh kali shalawat dan menggugurkan sepuluh dosanya serta mengangkat sepuluh derajat untuknya.'' 

Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini menjelaskan, memperbanyak shalawat atas Nabi Muhammad SAW, sangat dianjurkan meskipun dalam waktu yang singkat, yaitu membaca Allahumma shalli 'ala muhammad wa 'ala ali Muhammad. 

Terlebih-lebih, ungkap Kyai Khambali, jika membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW dilakukan hari Selasa mau pun malam Rabu. Ia mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Baihaqy melalui Anas radiyallahu anhu yang artinya, ''Banyak-banyaklah kalian bershalawat untukku pada hari Selasa dan malam harinya. Barangsiapa yang mengerjakan hal tersebut, aku akan menjadi saksi dan pemberi syafaat baginya di hari kiamat.'' 

Kyai Khambali yang juga Ketua Umum Gema Santri Nusa sekaligus Sekretaris Forum Kyai Muda NU Sumut ini kemudian menjelaskan, apa yang dimaksud dengan kata-kata syahidan dalam hadis tersebut yang artinya Rasulullah SAW akan menjadi saksi. 

Menurut Kyai Khambali, pada hari kiamat Rasulullah SAW akan menjadi saksi bagi orang-orang yang membaca shalawat atasnya. Selain menjadi saksi, dalam hadist tersebut disebutkan Rasulullah SAW akan menjadi syafi'an bagi orang yang membaca shalawat. Artinya, Rasulullah SAW akan memberi syafaat (pertolongan) kepada orang yang membaca shalawat kelak di hari kiamat. 

"Dengan pertolongan Rasulullah SAW tersebut, akan selamatlah dia dan dimasukkan ke dalam surga berkat syafaat Rasulullah SAW,'' ungkap Kyai Khambali. 

Dia menyebutkan, Pembacaan Maulid Diba'i tadi malam, khusus di washilahkan buat kedamaian, kesejukan, keikhlasan para pengambil keputusan dalam Muktamar NU di Lampung nanti. Sebab NU sebagai perekat NKRI, NU sebagai teladan bagi keberagaman beragama dan pengawal NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun