Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Artikel [RTC]: Edi Yanto, Petugas Register Nagari yang Pantas Jadi "Pahlawan Kependudukan"

8 November 2021   16:25 Diperbarui: 8 November 2021   19:10 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yanto bersama petugas Disdukcapil Padang Pariaman melakukan perekaman KTP di rumah warga yang lanjut usia. (foto dok edi yanto)

Bekerja sebagai petugas register nagari yang banyak sosial kemasyarakatanya ketimbang sebuah profesi, membuat Edi Yanto merasa betah dan senang, banyak berhubungan dengan masyarakat dari berbagai latar belakang profesi dan aktivitas. 

Apalagi, nagari tempat dia bertugas itu terkenal dengan padat penduduk, yakni Nagari Balah Hilia Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Edi Yanto tak merasa pekerjaan itu sebagai beban dalam hidupnya.

Petugas register nagari, adalah pekerjaan mulia. Banyak menolong masyarakat yang berurusan dengan data kependudukan. Semisal urusan perubahan KTP, KK, akta kelahiran dan akta kematian, surat pindah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Padang Pariaman.

Edi Yanto, ayah dari tiga orang putra-putri ini telah lama menggeluti pekerjaan yang tak bergaji itu. "Sejak 2017, saya bergabung dengan pekerjaan relawan Disdukcapil ini. Sebelumnya, saya pernah jadi walikorong atau kepala dusun di Balah Hilia Utara Lubuk Alung, dan bahkan pernah pula bekerja sebagai tenaga honorer atau kontrak di PT Pos Indonesia Cabang Lubuk Alung.

Dia merasa puas dan nyaman ketika ada masyarakat minta tolong soal data kependudukan. Apalagi, masyarakat yang minta tolong itu banyak yang tidak tahu soal urusan demikian, sehingga Edi Yanto bisa maksimal melakukan pekerjaan itu. Ikhlas menolong atas ketidak-tahuan orang itu, menjadikan dia banyak dikenal oleh masyarakat itu sendiri.

"Ya, upahnya terserah masyarakat yang ditolong. Ada yang mengasih, dan banyak pula yang tidak mengasih. Tergantung orang itu. Yang jelas, setiap ada panggilan tugas itu, saya melakukannya dengan riang dan gembira," ulas dia bercerita.

Prinsip utamanya dalam bertugas adalah menolong masyarakat. Dan demikian itu menjadi komitmennya ketika pertama kali mencemplungkan dirinya ke pekerjaan tersebut. Sebagai petugas di nagari perlintasan, terbilang perkotaan, membuat Edi Yanto tahu semua dengan data penduduk yang ada di nagari itu. Hampir semua masyarakat Balah Hilia Lubuk Alung, baik yang tinggal di kampung maupun yang baru pindah dari tempat lain ke nagari itu.

Hampir tiap hari jam kerja, Edi Yanto bolak-balik Lubuk Alung-Pariaman, kantor Disdukcapil untuk urusan kependudukan masyarakat. Dengan bekerja sebagai register nagari, Edi Yanto pun dipercaya sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Nagari Balah Hilia. Dan tentu sangat singkron dan cocok sekali jabatan kemasyarakatan dengan tugas kesehariannya. Banyak berurusan dengan masyarakat.

Masyarakat pun melihat Edi Yanto sebagai solusi di tengah sulitnya berurusan dengan Disdukcapil. Apalagi, masyarakat yang sudah lanjut usia, dan masyarakat yang gagap tekhnologi, Edi Yanto sasaran utamanya untuk dimintai pertolongan urusan tersebut. Hampir tiap sebentar telp genggamnya berbunyi. Dan sebagian besarnya adalah orang bertanya keberadaannya, lalu minta tolong soal data dan dokumen penting dalam kependudukan.

Tidak sekedar itu. Ketika orang berurusan dengan Kantor Urusan Agama (KUA) yang berhubungan dengan nikah kawin, juga tak sedikit yang minta tolong sama Edi Yanto, putra kelahiran Serang, Provinsi Banten 1966 ini. Artinya, orang yang akan melangsungkan pernikahan kedua atau ketiga misalnya, urusan administrasinya banyak memakai jasa Edi Yanto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun