Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Artikel RTC: Cerita Keikhlasan Pimpinan dan Guru Madrasatul 'Ulum yang Menginspirasi

8 November 2021   11:40 Diperbarui: 9 November 2021   11:14 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Majelis guru Ponpes Madrasatul 'Ulum melakukan rapat bersama, merumuskan dinamika jalannya proses belajar mengajar. (foto dok damanhuri)

Tetapi, Marulis yang kelahiran Kabupaten Solok, yang menikahi anak Nagari Sikabu Lubuk Alung, dan telah dikarunia lima orang putra-putri ini menilai, kalau honor bukan faktor utama dalam pengembangan pesantren ini. Soal rezeki, bagi orang surau adalah ketaqwaan kepada Yang Maha Kuasa. "Apabila ketaqwaan kita kuat, Tuhan akan memberikan rezeki dari pintu yang tak disangka-sangka," sebut dia sambil mengutip sebuah ayat Quran.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, agaknya paling pas dan cocok disematkan kepada pimpinan dan guru pesantren ini. Di tengah gempuran ekonomi yang melemah akibat covid, pesantren ini tetap eksis dengan dinamika tersendiri. Santrinya tetap belajar tatap muka. Yang paling penting dan jadi tanggungjawab moral, adalah moral dan akhlak anak-anak dan santri yang dilahirkan di pesantren ini menjadi faktor utama dalam berkiprah di tengah masyarakat nantinya.

Hebatnya, lima orang putra-putri Marulis sudah dan sedang merintis sarjana di perguruan tinggi umum. Tentu demikian itu karunia dari Tuhan buat Marulis dalam hidup dan kehidupan dengan keluarganya. Kuat memegang kaji, rajin mengamalkan ilmu sesuai pituah gurunya, membuat dia tak ikut terbawa arus oleh gelombang besar dunia.

Itu sebagian kecil kisah ispiratif barangkali dari seorang Marulis dan majelis guru pesantren yang barangkali sulit mencarinya saat ini. Di usia pesantren yang cukup tua di Padang Pariaman dan Sumatera Barat, pesantren ini jalannya tak pula terlalu kencang dalam pengembangannya. Sedang-sedang saja. Tiap tahun ada saja santri yang datang menuntut ilmu ke sana dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Keikhlasan guru dan pimpinan dalam mengajar barangkali jadi inspirasi tersendiri oleh masyarakat dalam mengantarkan anaknya menuntut ilmu di pesantren yang terletak di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung tersebut.

karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Rumah Pena Inspirasi Sahabat untuk memperingati Hari Pahlawan tahun 2021;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun