Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Milenial Bertani di Tengah Hantaman Covid, Solusi Alternatif untuk Semangat Juang

5 November 2021   08:12 Diperbarui: 5 November 2021   08:39 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan bahkan Keltan Wartani ini jadi pilot projects untuk nagari lain. Ada peluang untuk mengembangkan kelompok ini ke nagari lain. Tinggal melangsungkan, sudah ada yang mau dan berminat, di dukung ada pula lahan yang tidak bersewa di nagarinya.

Hadirnya kelompok yang tengah mengembangkan tanaman jeruk nipis dan lemon ini, adalah menjawab kondisi pandemi covid yang berkepanjangan.

Covid menghambat laju ekonomi, apalagi ekonomi wartawan yang sangat bergantung pada hubungan baik dengan relasinya. Covid, membuat hubungan tatap muka berubah jadi pertemuan daring, yang dengan sendirinya lebih banyak pengeluaran ketimbang pemasukan sumber kehidupan.

Setidaknya, kehadiran Keltan Wartani ini menbuhkan semangat bertani di kalangan wartawan muda dan masyarakat, sambil sekalian belajar dari masyarakat yang lebih dulu mahir dan lihai berladang.

Sebenarnya, milenial bertani di tengah hantaman covid, adalah solusi alternatif terbaik untuk menumbuhkan semangat juang, memberdayakan lahan terlantar, yang tidak produktif jadi lahan subur dan menghasilkan.

Namun, oleh wartawan milenial Piaman itu belum disambut baik. Mungkin faktor jauh jarak. Nanti kita coba membuka lahan yang dekat dari pemukiman kita masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun