Mahalnya harga pakan ayam dan murahnya harga jual telur, membuat peternak ayam petelur merugi, dan bahkan sebagian pengusaha itu memilih menutup kandang ayamnya.
"Sejak 10 tahun terakhir, inilah kondisi yang amat menyulitkan bagi kita pengusaha ayam petelur. Saking sulitnya, sampai tak bisa membeli baju lebaran buat anak dan keluarga," kata Ketua Koperasi Rancak Basamo Padang Pariaman Revinaldi, Kamis (20/5/2021).
Bersama pengurus lainnya, Revinaldi menyebutkan, harga pakan ayam saat ini mencapai Rp357 ribu sekarung. Sementara harga jual telur tak naik, sehingga dalam mengembangkan usaha ini, banyak menutupi kebutuhan yang tak bisa dikembangkan dari keuntungan jual telur.
Begitu juga harga pakan adukan, juga mengalami kesulitan, terutama pasokan jagung yang harganya belum berpihak pada peternak ayam petelur itu sendiri.
"Dulu, dan musim lebaran tahun lalu harga pakan ayam senilai Rp282 ribu sekarung, dan sangat mengasyikan, meskipun saat itu harga jual telur tak begitu naik," katanya.
Menurutnya, kesulitan pada harga pakan dan kebutuhan bahan baku makanan ayam ini sengaja dibahas secara bersama seluruh pengurus dan anggota Koperasi Rancak Basamo, agar suara keluhan ini bisa didengar pemerintah.
Koperasi Rancak Basamo Padang Pariaman yang berpusat di Kayutanam ini, ujar dia, memiliki 31 kandang yang terserak di sejumlah nagari di daerah ini.
"Punya sekitar 120 ribu ayam yang tentunya tiap hari butuh makan dan asupan gizi, agar bisa berproduksi secara maksimal," kata dia.
Dia pun mengakui, belum semua peternak ayam petelur yang tergabung dalam koperasi yang didirikan tahun lalu itu. Namun demikian, info dari Dinas Koperindag Sumbar, koperasi yang berbasis pada usaha ayam petelur ini satu-satunya baru di Sumbar.
"Kita ingin, ada perusahaan daerah yang mampu menghandel langsung jagung dari petani, sehingga terbangun hubungan yang saling menguntungkan dengan peternak ayam petelur ini," katanya.
Artinya, kata dia, ada harga yang mampu mengangkat petani dan membuat peternak bisa pula bergerak secara leluasa, sehingga tak punya celah petani itu untuk menjual jagungnya ke tengkulak, yang dengan seenaknya mematok harga.