Mohon tunggu...
Damae Wardani
Damae Wardani Mohon Tunggu... broadcaster, MC -

"Write to look for the meaning of life." Tinggal di http://jalandamai.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Fenomena Blogger Bukber di Bulan Suci

23 Juni 2016   12:43 Diperbarui: 26 Juni 2016   05:30 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu bukti? Lihat saja all sosmed mereka.Apa yang terposting di sana mencerminkan level berapa untuk event seperti apa yang dianggap berjodoh dengan mereka.

Bukti lain yang mendorong saya mengatakan ini, belum lama terjadi. Ketika saya dipercaya mengorganize sebuah event bukber bersama panti asuhan, kurang dari 10 blogger yang bersedia hadir dari 30 seats yang disediakan. Padahal sebelumnya, mereka jelas-jelas baru menghadiri bukber dan menerima “gudibeg bernilai ratusan ribu - jutaan rupiah” dari perusahaan yang sama dengan penyelenggara bukber di panti. Tentu saja acara kedua itu di resto berkelas, sementara bukber bersama anak panti ya di panti asuhan.

Semula saya masih memaklumi. Mendinginkan hati sembari tetap khusnudzon. “Oh, may be ada agenda lain yang lebih penting”, cukup segitu. Meski ingin sekali bersua dengan nada nyinyir yang tertahan, “Mereka biasa bukber di resto bintang lima, ja-imlah diajak makan nasi kotak di panti”. Tapi ketika ternyata agenda bukber di panti itu bernasib sama di hampir 10 kota lain, apa yang anda pikirkan?

Pengen ngebanting piring.. 

Fine. Seharusnya saya tak perlu sampai curcol begini. Si empunya acara itu pun tak masalah. Blogger datang atau tidak ke acara bukber di panti, toh tidak merugikan perusahaan. All is well. 

Hanya saja, naluri saya sebagai bagian dari keluarga blogger (meski kelas ikan teri) merasa fenomena ini tidak baik-baik saja. Bahkan cenderung terlihat miris.

Sisi pertama. Jika istilah Blogger Bukber ditarik garis umumnya, ia satu golongan dengan Blogger Event/Reporter (bukber adalah event sekaligus bisa diberitakan). Bisa juga Food Blogger, karena namanya bukber pasti makan bersama, artinya memberi peluang untuk mengulas (atau minimal memotret) menu yang dihidangkan. Bahkan tema acara bukber juga menambah satu/lebih kategori lain lagi, tergantung perusahaan/instansi apa yang menyelenggarakan.

Nah, dikarenakan bukber hanya terjadi di bulan suci, agenda ini erat kaitannya dengan “berbagi”. Tak sedikit pula perusahaan yang sengaja menggelontorkan dana CSR dalam berbagai event di bulan ini. Seperti contoh di atas, perusahaan mengadakan buka bersama anak yatim, lalu memberi donasi.

Seandainya acara di panti itu levelnya teramat “rendahan” untuk blogger, tak bisakah blogger tetap datang dengan tujuan “shodaqoh” di bulan suci? Meski tentu saja, blogger juga manusia --yang punya cara sendiri untuk berbagi kebaikan. Namun alangkah indahnya jika kepedulian blogger pun diwujudkan dengan, paling tidak, hadir di acara bertajuk amal. 

Lebih luar biasa lagi, jika ia bersedia mengulas tentang panti asuhannya. Jarang sekali, lho, panti asuhan diriview. Imbal baliknya memang bukan materi (money, dll) seperti yang didapatkan blogger saat meriview produk/jasa perusahaan. Tapi InsyaAllah ganjaran kebaikan dari menyebarkam informasi tentang panti itu, tidak akan putus selama info itu mendatangkan manfaat untuk panti.

Oke, tak apa tak meriview panti. Kita pakai logika sederhana saja. Kalau hadir di berbagai event “papan atas” saja selalu bisa, kenapa sekali saja diundang ke acara panti asuhan kok berat sekali untuk datang? Nah!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun