"Saya mempunyai teman perempuan bernama D (16), siswa Madrasah Sanawiyah. Prestasi studinya cukup baik, namun dia memiliki kebiasaan buruk yaitu mencuri. Bila diteliti, barang yang dicurinya sama sekali tidak berharga. Dia sangat mampu membeli barang yang lebih berharga dari apa yang dia curi karena orang tuanya selalu memberikan uang saku lebih, buat dia belanja apa saja yang dia inginkan.
Tapi pada suatu hari saya mengatahui bahwa dia sering sekali mencuri barang-barang orang lain. Karena saya dan temen saya ini tinggal dipondok jadi satu pondok pada saat itu heboh banyak temen-temen yang melapor pada saya bahwa banyak terjadi kasus kehilangan. Dan ada temen yang liat si D ini mengambil salah satu barang temenya tanpa sepengetahuan pemiliknya. Anehnya ketika saya menanyakan barang itu didapat darimana si D mengaku bahwa barang itu milik salah satu temannya. Dan pada saat itu juga saya menyuruh dia untuk mengembalikanya, dia dengan senang hati mengembalikanya artinya tanpa beban emosi sama sekali.
Karena saya teman yang paling dekat dengan dia kadang saya menasehati bahkan sekali menegurnya dengan keras untuk tidak mengulanginya lagi, tetapi lagi-lagi dia ketahuan mencuri lagi. Yang saya bingungkan, kalaupun dia ketahuan mencuri oleh temannya, dia tidak merasa malu bahkan dengan senang hati mengembalikan barang yang telah dia curi. Saya bingung, kenapa teman saya seperti ini?"
Penderita Kleptomania
      Kleptomania adalah gangguan fungsi kepribadiaan yang ditandai dengan dia suka mencuri. Berbeda ari percuri biasanya, pada orang yang menderita kleptomania benda yang dia curi biasanya tidak begitu berharga dan bukan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dirinya sendi. Biasanya ketika dia sudah melakukan pencurian dia merasakan kepuasan tersendiri sebelum dia melakukan pencurian dia mersakan ketegangan emosional setelah dia mencuri dia merasa rileks.
 Setelah penderita kleptomania sadar bahawa dirinya telah melakukan pencurian, dia merasa bersalah tentang apa yang telah dia lakukan tetapi dia tidak berdaya untuk menghindarinya. Jadi sering tercadi depresi mental yang berkelanjutan.
Perilaku mencuri tadi tidak semata-mata karena dia ingin membalas dendam atas perbuatan orang lain kepada dirinya, ataupun cara dia mengekspresikan kemarahannya. Bahkan sering kali barang yang telah dicurinya diberikan pada orang lain atau diletakkan begitu saja tanpa diperdulikan lagi.
Jadi perilaku pencurian pada penderika kleptomania sangat berbeda dengan  percurian kriminal, sebab pada dasarnya perilaku pencurian ini tidak pernah direncanakan sebelumnya jadi secara tiba-tiba dia ingin mengambil barang orang lain. Berbeda dengan pencuri kriminal dia mempertimabangkan kebutuhannya akan apa yang dia curi, seperti nilai materinya ataupun kebutuhannya akan benda yang dicuri ( Sawitri Supardi, Jiwa yang Rentan)
Kritik dan saran sangat dibutuhkan, Makasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H