Mohon tunggu...
dali tahir
dali tahir Mohon Tunggu... -

Komentator dan presenter berbagai acara televisi. Lahir 25 Maret 1947 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Pada saat ini aktif di FIFA, AFC dan PSSI.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Piala Dunia: Tuan Rumah ?

10 Februari 2010   12:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akhir akhir ini hangat dibicarakan tentang keputusan PSSI yang mengajukan penawaran ke FIFA untuk dapat turut dalam bidding ( lelang ) tuan rumah Piala Dunia FIFA tahun 2022 .

Keinginan ini mendapatkan berbagai tanggapan dari masyarakat sepak bola Indonesia . Pro dan kontra muncul dengan menampilkan alasan masing2 . Yang pro mengemukakan alasan bahwa apabila Indonesia menang dalam lelang tuan rumah Piala Dunia , maka akan sangat mengangkat citra Indonesia dimata dunia Indonesia serta akan berdampak pada berbagai hal positip lain nya .

Sedangkan pihak yang kontra , mengedepankan kenyataan terpuruk nya prestasi Tim Nas PSSI di berbagai ajang Internasional . Posisi ini juga diambil oleh Pemerintah yang masih ingin melihat prestasi meningkat , baru kita bicara soal tuan rumah Piala Dunia .

Tanpa bermaksud membela pihak manapun juga , penulis ingin melihat masalah ini dari aspek aturan dan peraturan yang berlaku pada otoritas sepak bola dunia , FIFA . Hak untuk menawarkan diri sebagai calon tuan rumah Piala Dunia adalh hak semua anggota aktip FIFA . Hal tersebut tidak dibatasi oleh perbedaan apapun juga , termasuk : besar kecilnya negara anggota , lokasi negara anggota , warna kulit atau kepercayaan yang dianut oleh negara anggota , dan termasuk tidak mengukurnya dari aspek prestasi negara anggota dalam kiprah sepak bola nya atau pada nomor urut FIFA - Ranking . Jadi FIFA tidak menganut pola "Prioritas " . Azas yang selalu secara konsisiten oleh FIFA adalah Demokrasi dan Demokratis , sesuai dengan Statuta FIFA .

Sebagai contoh negara Afrika Selatan yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010 ini tidak memiliki prestasi yang menyolok di kawasan Afrika . Afrika Selatan memenangkan bid tuan rumah itu , atas kompetitor nya negara Maroko , oleh karena adanya figur tokoh kemanusiaan Nelson Mandela .

Jadi aspek yang paling di perhatikan oleh FIFA adalah "impact " atau pengaruh positip apa yang akan dapat berakibat kepada negara tuan rumah . Aspek persatuan ( unity ) , sosial budaya serta aspek industri yang akan berkembang jika suatu negara menjadi tuan rumah , adalah hal2 utama dalam pertimbangan EXCO FIFA menentukan tuan rumah . Oleh karena itu proses penentuan di dahului oleh beberapa kegiatan kunjungan team dari FIFA ke negara2 yang ikut dalam Bidding tersebut . Kalau hanya dari aspek prestasi , adalah sangat mudah bagi FIFA untuk menentukannya . Cukup dengan daftar FIFA Ranking sudah bisa diputuskan . Oleh karena itu motto FIFA berbunyi : " For the Game . For the World "

Indonesia sebenarnya dalam posisi yang sangat baik dalam Bidding tahun 2022 tersebut . Disamping sebagai Negara Kepulauan ( Archipelago) pertama yang bisa menjadi tuan rumah , Penduduk terbesar ke 5 dunia juga pertimbangan yang penting , memiliki 20% paru2 dunia dalam bentuk hutan yang merupakan hal penting dalam menghadapi Global Warming , dan tentu saja Indonesia termasuk negara yang memiliki pencinta sepak bola yang fanatik . Dari hal tersebut sebetul nya Indonesia sangat unggul dibanding ke 4 negara bidder Asia lainnya: Qatar,Jepang,Korea dan Australia . Alangkah bangganya kita kalau suatu hari mengenang bahwa Presiden Indonesia , Bapak SBY serta Menegpora Bapak Andi Malarangeng merupakan pelaku sejarah dalam menjadikan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 . Semoga beliau dibukakan hatinya untuk memutuskan hal penting bagi nama baik bangsa . SEMOGA !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun