Melihat kepada perkembangan akhir2 ini tentang sepakbola Indonesia , tiada lain kata yang harus disampaikan selain rasa ke prihatinan kita .
Ada beribu kalaupun tidak ratusan ribu pelaku sepakbola yang harus kehilangan nafkah oleh karena Indonesia/PSSI terkena sansi FIFA . Dari pemain sepakbola , mulai kelompok umur sampai senior/profesional , wasit , inspektur pertandingan , anggota komisi disiplin , komisi banding , pengawas pertandingan serta banyak lagi yang harus menelan ludah pahit menjelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Iedl Fitri tahun ini . Belum lagi anggota masyarakat yang banyak bergantung nafkah nya dari kegiatan sepakbola seperti para pedagang makanan / minuman , penjual kaos olahraga dan banyak lagi , yang selalu ber bisnis bila kompetisi PSSI berlangsung .
Kita bertanya , apa sebetulnya yang mengakibatkan semua ini terjadi ?
Sejak Menteri Olah Raga dan Pemuda ( Menpora ) menerbitkan KepMen yang membekukan PSSI pada bulan April yang lalu , maka federasi sepakbola dunia FIFA telang memperingatkan PSSI dan juga Menpora bahwa hal tersebut melanggar aturan ( Statuta FIFA ) pasal 13 dan 17 yang melarang kegiatan sepakbola di level federasi ( PSSI ) dicampuri ( intervensi ) oleh pihak ketiga atau Pemerintah . Untuk itu PSSI diberi kesempatan sampai akhir bulan April 2015 untuk meminta Pemerintah ( Menpora ) mencabut SK pembekuan PSSI tersebut .
Alih2 mencabut , Pengurus PSSI sampai 3 kali menyambangi kantor Menpora guna bertemu dan mendiskusikan soal ini , Menpora selalu tidak berkenan . Jadi terjadi kebuntuan komunikasi antara PSSI dan Menpora . Hal ini agak aneh karena pemerintah yang seharusnya menjadi fasilitator serta "pelayan" masyarakat , justru mengemukakan cara2 pendekatan kekuasaan yang merupakan ciri2 Orde Baru yang telah kita tinggalkan di Era Reformasi ini . Pendekatan kekuasaan serta sikap "like and dislike " ini sangat merugikan semua pihak .
Menpora tanpa berniat bertemu dengan stake holder PSSI , malah menciptakan suasana permusuhan dan menyebarkan tuduhan2 tanpa bukti tentang hal2 yang menurut Menpora terjadi di rumah PSSI . Issue tentang mafia sepakbola , pengaturan skor serta korupsi dan hal2 buruk lain nya dengan mudah dilontarkan Menpora tanpa bukti .
FIFA
FIFA adalah federasi sepakbola International yang merupakan satu-satunya badan yang mengelola dan mengatur permainan sepakbola dunia . Didirikan tahun 1904 , dan menyelenggarakan antara lain Piala Dunia FIFA setiap 4 tahun sekali . Piala dunia pertama atau World Cup terlaksana di tahun 1930 di Montevideo - Uruguay .
Saat ini FIFA beranggotakan 209 anggota diseluruh dunia , antara lain PSSI untuk Indonesia yang menjadi anggota penuh FIFA di tahun 1954 .
Guna menjamin agar aturan sepakbola dunia dapat berjalan lancar , FIFA menetapkan aturan yang disebut STATUTA FIFA yang telah disepakati oleh seluruh anggotanya . FIFA telah menyetujui Statuta PSSI pada tahun 2009 dengan predikat "exellence" . Kebetulan saat itu saya adalah Ketua Team Persiapan Statuta PSSI . Dibutuhkan 2 tahun bagi Team Statuta PSSI untuk bisa memperoleh persetujuan FIFA untuk Statuta nya . Jadi sejak tahun 2007 Team Statuta PSSI telah menyiapkan dan merundingkan draft statuta PSSI tersebut dengan fihak FIFA sebagai pengganti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PSSI .
Statuta FIFA secara rinci telah menggariskan seluruh tata cara serta aturan dalam menyelenggarakan permainan sepakbola di seluruh dunia . Sebagai akibat pelanggaran terhadap Statuta tersebut FIFA dapat menjatuhkan Sanksi bagi anggotanya . Itulah yang telah terjadi pada PSSI , karena melanggar article 13 dan 17 Statuta FIFA tentang campur tangan Pemerintah .