Mohon tunggu...
Teuku Dalin
Teuku Dalin Mohon Tunggu... profesional -

It's me, Dalin Riverside-jogja.com

Selanjutnya

Tutup

Money

LED Lighting, Say Goodbye to Traditional Bulbs

19 September 2011   17:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:49 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bisa bayangkan dengan makin tingginya konsumsi masyarakat atas pemakaian listrik maupun untuk kebutuhan produksi sehingga  pemerintah rada kalang kabut memenuhi kebutuhan listrik. Hal ini belum lagi untuk kebutuhan investasi baru, bagaimana kita mampu mengembangkan investasi jika ketersediaan listrik tidak mencukupi? Beberapa negara maju telah melarang penjualan lampu pijar, bahkan pabrik lampu pijar terpaksa di tutup karena terkena kebijakan baru. Indonesia juga merencanakan pelarangan penjualan lampu pijar meski kita tidak tahu kapan kebijakan ini berjalan efektif. [caption id="attachment_132271" align="aligncenter" width="562" caption="Warna kuning lampu tradisional/mercuri 250 watt, warna putih LED 120 watt"][/caption] Munculnya LED lighting telah mejadi alternatif baru dalam rangka menghemat konsumsi listrik, meski harga masih tergolong mahal di banding lampu tradisional (pijar, mercuri sodium, HPS dsb) namun seiring berjalannya waktu fenomena lampu LED sama persis dengan kemunculan handphone pertama kali, siapa yang menyangka telah mengalahkan jumlah telpon rumah, mewabah hingga kemasyarakat kecil?. Atau kita bisa menengok kebeakang, dari VCD ke DVD, Disket ke Flasdisk, begitulah LED Lighting. Beberapa perusahaan di Indonesia telah pula mengadakan studi akan LED, saat ini mereka sedang merencanakan bahkan telah masuk tahap penghitungan anggaran untuk berpindah ke LED, bisa bayangkan dimana lampu LED mampu menghemat 60 s/d 70 % di banding lampu tradisional. Perusahaan akan banyak menghemat pengeluaran, mengurangi biaya perawatan, kecelakaan kerja dsb. Bagi pemerintah kota/kabupaten lain pula masalahnya, pajak penerangan jalan umum yang berkisar 5 s/d 10 %  yang ditarik mealui PLN kadang telah pula menjadi momok, dimana pada umumnya pemerintah kota/kabupaten masih tombok, yang seharusnya menjadi sumber pendapatan asli daerah menjelma menjadi sumber pengeluaran daerah. LED-sasi  merupakan solusi. Banyak sekali kelebihan LED, selain ramah lingkungan, lebih dingin, bug free dsb. Seperti pemkot Jogja, telah mulai melaksanakan studi atas penggunaan LED yaitu dengan uji coba lampu jalan LED, begitu pula beberapa perusahaan seperti Holcim, Badak NGL. Dengan usia hingga 15 tahun tentu banyak hal yang bisa di hemat seperti biaya listrik, biaya pemeliharaan bahkan bisa menghemat biaya procurement dan pengadaan lampu, dimana dengan lampu tradisional melaksanakan tender setiap tahun, maka dengan LED paling 10 tahun sekali, hebat bukan? Teuku Dalin LED Consultant Pertanyaan seputar LED, silahkan kirim email: teuku.dalin@bralinkintertrade.com "Jangan membeli produk lampu LED tanpa rekomendasi dari kami"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun