Jika kita mengunjungi Kota Solo belum lengkap rasanya jika belum mengunjungi Keraton Kasunanan Surakarta. Keraton Kasunanan Surakarta atau yang biasa disebut dengan Keraton Solo ini terletak di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah Indonesia. Keraton ini memiliki luas 54 hektar terbentang dari alun-alun utara sampai alun-alun selatan. Keraton ini juga menjadi saksi perjanjian Giyanti dan penyerahan kedaulatan Kerajaan Mataram.
Sejarah beridirinya Keraton Kasunanan Surakarta erat hubungannya dengan Kerajaan Mataram. Kerajaan tersebut didirikan oleh Panembahan Senapati Ing Ngalogo pada tahun 1575 dan menjadi sultan pertama. Kerajaan Mataram terus berkembang hingga mencapai masa keemasannya pada masa kepemimpinan Sultan Agung pada 1613-1645. Berawal dari Kerajaan Mataram
hingga melahirkan dinasti selanjutnya yaitu Keraton Surakarta. Keraton Surakarta didirikan oleh Pakubuwana II dengan gelar Susuhan Paku Buwana Senapati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panatagama. Keraton ini dibangun sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat peristiwa Geger Pecinan 1743 dan penyerahan kedaulatan Kerajaan Mataram oleh Pakubuwono II tahun 1749. Setelah Perjanjian Giyanti kemudian menjadi istana Kasunanan Surakarta.
Selain berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, keraton ini juga berfungsi sebagai museum untuk menyimpan benda-benda koleksi sejarah milik Keraton Surakarta termasuk koleksi pemberian dari Raja-raja Eropa yang diletakkan di sekitaran bangunan Sasana Sewaka. Dilansir dari Indonesiakaya.com, museum ini terdiri dari 13 ruangan yang setiap ruangannya memamerkan koleksi yang berbeda, mulai dari foto-foto raja, arca perunggu peninggalan Hindu-Buddha, patung kuda pasukan keraton, ruang kesenian rakyat, diorama pengantin jawa, ruang kesenian topeng, ruangan alat upacara, ruang alat angkut, ruang kereta raja, ruangan kuda untuk berburu, ruang patung Rojomolo, dan yang terakhir ruang perlengkapan rumah tangga
dan dapur. Di tengah-tengahnya juga terdapat taman yang disana terdapat patung malaikat, sumur persemedian Pakubuwono IX dan pohon klengkeng, beringin, dan karet yang tumbuh dalam satu batang.
Kompleks bangunan Keraton Kasunanan Surakarta dibagi dalam beberapa area, di antaranya:
- Kompleks Alun-alun Utara
- Kompleks Pagelaran Sasana Sumewa
- Kompleks Siti Hinggil Utara
- Kompleks Kamandungan Utara
- Kompleks Sri Manganti Utara
- Kompleks Kedhaton
- Kompleks Kamagangan dan Sri Manganti Selatan
- Kompleks Kamandungan Selatan
- Kompleks Siti Hinggil Selatan
- Alun-alun Selatan
Dilansir dari Kompas.com, kawasan cagar budaya Keraton Kasunanan Surakarta memang dibuka untuk publik, tetapi ada area yang tidak boleh dikunjungi, seperti contohnya adalah kediaman Raja Pakubuwono. Selain menawarkan keindahan bangunan dan wisata benda, Keraton Kasunanan Surakarta juga menawarkan wisata budaya seperti upacara adat, tarian sakral, dan musik. Beberapa upacara adat yang terkenal seperti Grebeg, Sekaten, dan Upacara Malam Satu Suro.
Museum Keraton Surakarta buka dari Hari Senin sampai Hari Kamis jam 9.00 WIB-14.00 WIB, sementara Hari Sabtu dan Minggu jam 9.00 WIB-15.00 WIB. Tiket masuk ke museum ini sebesar Rp10.000 pada hari biasa dan Rp15.000 pada akhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H