Profil Philip Bayard phil Crosby (18 Juni 1926 -- 18 Agustus 2001)
 adalah seorang pengusaha dan penulis Amerika yang berkontribusi pada teori manajemen dan praktik manajemen mutu. Crosby lahir di Wheeling, West Virginia, pada tahun 1926. Ia bertugas di Angkatan Laut selama Perang Dunia II dan lagi selama Perang Korea. Di sela-sela itu, ia memperoleh gelar dari Ohio College of Podiatric Medicine . Pekerjaan pertamanya di bidang kualitas adalah sebagai teknisi pengujian di departemen kualitas di Crosley Corporation di Richmond, Indiana , dimulai pada tahun 1952. Dia meninggalkan posisi dengan gaji yang lebih baik sebagai insinyur  keandalan di Bendix Corporation di Mishawaka, Indiana pada tahun 1955. sedang mengerjakan rudal RIM-8 Talos Dia keluar setelah kurang dari dua tahun untuk menjadi insinyur kualitas senior di organisasi baru The Martin Company di Orlando, Florida untuk mengembangkan rudal Pershing . Di sana ia mengembangkan konsep Zero Defects . Dia akhirnya menjadi kepala departemen sebelum berangkat ke ITT Corporation pada tahun 1965 untuk menjadi direktur kualitas.Pada tahun 1979, Crosby memulai perusahaan konsultan manajemen Philip Crosby Associates, Inc. Kelompok konsultan ini menyediakan kursus pendidikan manajemen mutu baik di kantor pusat mereka di Winter Park, Florida , dan di delapan lokasi asing.
Juga pada tahun 1979, Crosby menerbitkan buku bisnis pertamanya, Kualitas Itu Gratis , dengan sub-judul Seni Membuat Kualitas Tertentu . Buku ini menjadi populer pada saat itu karena krisis kualitas di Amerika Utara. Selama akhir tahun 1970-an dan memasuki tahun 1980-an, pabrikan Amerika Utara kehilangan pangsa pasar terhadap produk-produk Jepang terutama karena kualitas barang-barang Jepang yang lebih unggul.
Konsep Mutu Menurut Philip Bayard phil Crosby
- 14 Langkah Philip Crosby untuk meraih mutu
- 1. Komitmen Manajemen (Management Commitment). Pastikan bahwa manajemen senior mengetahui bagaimana pencegahan kesalahan dapat memperbaiki mutu dan mengurangi biaya. Susun kebijakan mutu yang menyatakan bahwa setiap individu harus sungguh-sungguh memenuhi persyaratan kerja yang diperlukan atau diubah menjadi apa yang kita dan pelanggan perlukan. Menyetujui bahwa perbaikan mutu merupakan cara yang praktis untuk meningkatkan keuntungan.
- Â 2. Tim Perbaikan Mutu (Quality Improvement Team). Tim ini terdiri dari 1 anggota dari setiap departemen dalam perusahaan. Seseorang dapat ditunjuk yang sepakat agar departemen mengambil tindakan, terutama departemen pusat. Kegunaan tim ini untuk mengimplementasikan program mutu ke seluruh bagian perusahaan.
- Â 3. Pengukuran Mutu (Quality Measurement). Mengembangkan pengukuran mutu dalam semua bagian perusahaan. Pengukuran ini digunakan untuk menentukan tindakan perbaikan dan mengukur kemajuannya di waktu-waktu yang akan datang. Pengukuran tidak hanya dikembangkan untuk produk saja tetapi juga pada operasi di bidang jasa, kantor, dan juga untuk para penjual
- . 4. Evaluasi Biaya Mutu (Cost of Quality Evaluation). Biaya mutu harus didefinisikan. Akuntan harus memikul tanggung jawab atas pengukuran mutu karena hal ini menghilangkan suatu suspected bias. Manajemen akan perlu untuk terlibat tetapi praktik akuntansi yang lalu berubah untuk mencerminkan biaya mutu yang sebenarnya.
- Â 5. Kesadaran Mutu (Quality Awareness). Dalam langkah ini, karyawan dibuat agar sadar akan program perbaikan mutu melalui penyelia mereka. Program ini bukan merupakan program motivasi tetapi lebih ditekankan pada usaha untuk menunjukkan kepada pekerja dengan akibat mutu yang rendah terhadap pelanggan, biaya, persaingan, dan pekerjaan mereka.
- Â 6. Tindakan Perbaikan (Corrective Action). Tindakan perbaikan ini harus diusulkan oleh para karyawan dan penyelia. Pertemuan mingguan diadakan pada setiap level untuk membahas masalah mutu.
- 7. Komite Ad Hoc untuk Program Zero Defect. Tiga atau empat anggota tim perbaikan mutu, ditugaskan pada Ad Hoc Committee untuk menginvestigasi konsep Zero Defect dan mencari cara untuk mengkomunikasikan program kepada karyawan (melalui pertemuan, poster, dan sebagainya). Program ini bukan relasi publik melainkan usaha untuk menerangkan bagaimana segala sesuatu harus dikerjakan dengan benar sejak pertama kali.
- 8. Pelatihan Penyelia (Supervisor Training). Program yang formal diadakan untuk mendidik para manajer pada setiap level mengenai konsep Zero Defect.
- 9. Hari Zero Defect. Satu hari yang khusus ditentukan untuk menjelaskan kepada seluruh karyawan mengenai Zero Defect sehingga mereka mengetahui konsepnya dengan cara yang sama. Standar Zero Defect harus secara tegas ditentukan pada hari tersebut.
- 10. Penentuan Sasaran (Goal Setting). Penyelia minta kepada setiap pekerja untuk menentukan sasaran mutu untuk 30, 60, dan 90 hari. Sasaran itu harus dapat diukur dan spesifik.
- Â 11. Penghapusan Penyebab Kesalahan ( Error Cause Removal ). Setiap pekerja diminta untuk menjelaskan masalah yang dihadapi. Kemudian, kelompok fungsional tertentu ditugaskan untuk memeriksa setiap masalah yang terjadi dan mengusulkan cara pemecahannya.
- 12. Penghargaan/pengakuan (Recognition). Penghargaan diperlukan untuk melengkapi tindakan yang positif dalam menghilangkan penyebab kesalahan. Berbagai macam penghargaan dapat diberikan, misalnya dalam bentuk cincin emas, makan malam, atau benda-benda lainnya.
- 13. Dewan Mutu (Quality Council). Profesional mutu dan pemimpin-pemimpin tim dari berbagai bagian membentuk dewan mutu. Mereka mengadakan pertemuan secara periodik untuk saling menyampaikan ide dan berkomunikasi mengenai program masing-masing.
- 14. Lakukan Berulang Kali (Do It Over Again). Program yang khusus memerlukan waktu 1 tahun sampai 18 bulan. Selama kurun waktu tersebut, pengetahuan tentang program dapat mengalami perubahan. Program harus dimulai lagi dengan tim yang baru. Hari Zero Defect (ZD) harus diadakan setahun sekali seperti hari ulang tahun. Program ZD harus terus menerus diadakan sehingga merupakan budaya perusahaan. Jika mutu bukan merupakan pandangan hidup (way of life) maka tidak akan ada perbaikan.