Jangan iri, jangan dengki. Raja Salman bin Abdul Azis, Khadimul Haramain 'Pelayan Dua Tempat Suci, dari Kerajaan Saudi Arabia telah menyalami Koh Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, gubernur DKI Jakarta, disaksikan Presiden Jokowi yang tersenyum gembira.Â
Sebagai gubernur DKI Jakarta pelayan rakyat ibukota, Koh Ahok memang pantas disalami Sang Raja dari Kerajaan Saudi Arabia yang datang bertamu ke Indonesia. Jadi, jangan iri jangan pula dengki. Raja Salman menyalami Koh Ahok tentu sebuah kewajaran sebagai wujud persahabatan dan penghargaan.
Dengan telah disalaminya Koh Ahok oleh Sang Raja dari Kerajaan Saudi Arabia, Yang Mulia Khadimul Haramain 'Pelayan Dua Tempat Suci', maka sudah seharusnya momen ini menjadi penyadaran bagi warga pembenci Koh Ahok. Kalau Raja Salman yang mereka hormati mau bersalaman dengan Koh Ahok, mengapa pula mereka tidak menirunya. Bersalaman itu baik, lho, menjalin persaudaraan dan melunakkan hati yang membatu akibat benci, iri, dan dengki.
Jadi, kapan giliran mereka untuk berbondong-bondong menyalami Koh Ahok. Itu baik lho, untuk kesehatan rohani, menjalin silaturahmi, dan memanjangkan usia. Tidak baik terus memelihara dendam dan kemarahan, apalagi sampai melahirkan drama kolosal kebencian secara nasional.Â
Jangan iri jangan dengki, melihat Koh Ahok disalami Raja Salman. Dia memang pantas disalami. Sebagai pelayan rakyat Jakarta, Koh Ahok telah bersikap adil dalam melayani rakyatnya, peduli kaum duafa, peduli kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan mereka. Koh Ahok juga sangat peduli dengan pembangunan pemeliharaan tempat ibadah rakyatnya, seperti masjid, padahal dia seorang Nasrani.Â
Jangan iri jangan dengki. Koh Ahok memang pantas disalami Sang Raja Khadimul Haramain. Sebagai pelayan rakyat Jakarta, Koh Ahok tidak ewuh pakewuh untuk memberangkatkan para pengurus masjid ke tanah Suci. Di daerah asalnya, di Belitung, dia malah membangun pesantren. Dia berorang tua angkat dan bersaudara angkat muslim, dia bayar zakat, di rumahnya ada kotak amal pembangunan masjid.
Sebagai pelayan rakyat Jakarta, Koh Ahok tegas memberantas dan menentang praktek korupsi, mengobrak-abrik praktek anggaran siluman di APBD, sehingga pembangunan tepat anggaran dan tepat sasaran. Memang sih, banyak yang kelimpungan dan panas dingin karena sumber rejekinya terpangkas.
Koh Ahok juga secara gagah dan berani, mendisiplinkan mental dan pola kerja aparat Pemprov DKI. Akibatnya, mutu pelayanan kepada warga DKI tentu saja meningkat. Mental birokrat yang minta dilayani telah diubah menjadi menal melayani. Ini sebuah capaian yang tentu patut dihargai.
Karena itu, jangan iri jangan pula dengki. Bukankah apa yang dilakukan Koh Ahok itu sebenarnya adalah nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam? Kejujuran, kerja keras, bersikap adil, mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi, profesional dalam bekerja, dan tak pernah lelah dan putus asa dalam berbuat baik bagi sesama manusia. Bukankah itu hidup yang rahmatal lil alamin?
Koh Ahok telah menunjukkan kepada kita bagaimana hidup yang amanah itu. Koh Ahok telah menunjukkan kepada kita bagaimana hidup yang rahmatal lil alamin itu. Karena itu, wajar dan sudah sepantasnya dia disalami Raja Salman. Bukan sebagai saudara sesama muslim, tetapi sebagai saudara sesama anak cucu Adam yang berjuang dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan kemaslahatan.
Jadi, jangan iri jangan pula dengki. Kapan, anda meniru Raja Salman untuk juga menyalami Koh Ahok sebagai saudara sesama anak cucu Adam yang berjuang untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan kemaslahatan? Jangan ragu, jangan pula sungkan atau ewuh pakewuh. Tidak baik menyimpan iri dan dengki di hati, nanti bisa buat sakit kanker hati.