MADRASAH ISLAMIAH SOSMED
Republish by: Ust. Muhammad Yusuf al-Minangkabawi 'Dirasah Risalah Tsalasah'
--------------------------------
Telah berkata Syaikh Abdul Qadir al-Jailani: "Manakala seorang hamba Allah diuji oleh Allah, maka mula2 ia akan melepaskan dirinya dari ujian atau cobaan yang menyusahkannya itu,, jika tidak berhasil maka ia akan meminta pertolongan kepada orang lain, seperti para raja para penguasa orang2 dunia atau para hartawan,, jika sakit maka ia akan meminta pertolongan kepada dokter atau dukun, jika hal inipun tidak berhasil maka ia kembali menghadapkan wajahnya kepada Allah Swt untuk memohon dan meratap kepada-Nya,, selagi ia masih bisa menolong dirinya sendiri ia tidak akan meminta pertolongan kepada orang lain,, selagi pertolongan orang lain masih ia dapatkan maka ia tidak akan meminta pertolongan kepada Allah,.Â
Jika ia tidak mendapatkan pertolongan Allah maka ia akan terus meratap, shalat berdoa dan menyerahkan dirinya dengan sepenuh harapan dan kecemasan terhadap Allah Swt,, Sekali2 Allah tidak akan menerima ratapannya sebelum ia memutuskan diri dari keduniaan, setelah ia terlepas dari hal2 keduniaan maka akan tampaklah ketentuan dan keputusan Allah pada orang itu,, lepaslah ia dari hal2 keduniaan selanjutnya hanya ruh sajalah yang tinggal padanya,
Dalam peringkat ini yang tampak olehnya hanyalah kerja atau perbuatan Allah, dan tertanamlah di dalam hatinya kepercayaan yang sesungguhnya tentang Tauhid,, pada hakekatnya tidak ada pelaku atau penggerak atau yang mendiamkan kecuali Allah saja, tidak ada kebaikan dan tidak ada keburukan tidak ada kerugian dan tidak ada keuntungan tidak ada faidah dan tidak pula ada anugerah,, tidak terbuka dan tidak pula tertutup tidak mati dan tidak hidup tidak kaya dan tidak pula apa2 melainkan semuanya di tangan Allah,.Â
Hamba Allah itu tidak ubahnya seperti bayi yang berada di pangkuan ibunya, atau seperti orang mati yang sedang dimandikan,, atau seperti bola di kaki pemain bola, melambung dan bergulir ke atas ke tepi dan ke tengah serta senantiasa berubah tempat dan kedudukannya,, ia tidak mempunyai daya dan upaya maka hilanglah ia keluar dari dirinya dan masuk ke dalam perbuatan Allah semata2,. Hamba Allah semacam ini hanya melihat Allah dan perbuatan-Nya, yang didengar dan diketahuinya hanyalah Allah,, jika ia melihat sesuatu maka yang dilihatnya itu adalah perbuatan Allah, jika ia mendengar atau mengetahui sesuatu.
Maka yang didengar dan diketahuinya itu hanyalah firman Allah, dan jika ia mengetahui sesuatu maka ia mengetahuinya itu melalui pengetahuan Allah,, ia akan diberi anugerah Allah beruntunglah ia karena dekat dengan Allah, ia akan dihiasi dan dimuliakan Ridhalah ia kepada Allah bertambah dekatlah ia kepada Tuhannya,, bertambah cintalah ia kepada Allah bertambah khusyu'lah ia mengingat Allah, bersemayamlah ia di dalam Allah lalu Allah akan memimpinnya dan menghiasinya dengan kekayaan cahaya ilmu Allah,, maka terbukalah tabir yang menghalanginya dari rahasia2 Allah Yang Maha Agung, ia hanya mendengar dan mengingat Allah Yang Maha Tinggi maka ia senantiasa bersyukur dan shalat di hadapan Allah Swt,."
Kitab Fatuhul Ghaib Dalam "Risalah 3" Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
---------------------------------