Mohon tunggu...
Utuy Satuyu
Utuy Satuyu Mohon Tunggu... -

Seorang yang hanya ingin menumpahkan isi hati melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Rumah Mepet Sawah yang Sudah Benar-benar Mewah

10 Februari 2014   15:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:58 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13920222181447213821

Rumah tepi sawah (sumber : http://dilabangi.blogspot.com/2010/09/selamat-hari-raya.html)

Selama ini istilah " Rumah Mewah" diatas, sering dijadikan istilah " merendahkan diri" atau juga olok-olok untuk seseorang yang memiliki rumah sederhana atau biasa saja dan terletak di (biasanya) perkampungan yang masih memiliki banyak sawah.

Namun tahukah anda, istilah menyederhanakan diri itu sekarang telah berubah dan benar-benar menjadi istilah nyata, bahwa rumah yang letaknya dipinggir (mepet) sawah adalah bukan rumah yang terpinggirkan lagi, namun benar sebuah kemewahan yang tak semua orang dapat memilikinya.

Buktinya?

Kita jangan melihat lagi dari bagaimana bentuk rumah tersebut, bukan rumah berdinding gedek berlantai tanah atau semi permanen, atau permanen sekalipun, itu bukanlah hal yang memberikan nilai bahwa rumah tersebut mewah. Kata "mewah" disini menjadi nyata karena untuk masa sekarang ini mustahil rumah kita yang pada waktu dibuat atau dibangun atau membeli dari pengembang dan kebetulan letaknya dipinggir sawah (milik orang lain) ini bisa kita nikmati sebagai rumah yang bernuansa pinggir sawah selama mungkin?

Karena sudah bisa dipastikan (terutama untuk di wilayah Jabodetabek), dalam waktu satu atau dua tahun kemudian, sawah tersebut-pun akan dibeli pengembang, dibangun lagi rumah-rumah yang pada akhirnya rumah tersebut akan berbatasan alias memepet rumah anda yang tadinya asri bernuansa pinggir sawah.

Jangan berharap lagi bahwa sepulang anda bekerja, bisa melepas lelah duduk-duduk disamping rumah sambil minum teh dan menyaksikan matahari terbenam dibalik gunung yang masih bisa anda lihat di kejauhan, bila malam mendengarkan gemericik air mengalir diselokan pengairan sawah yang ditingkahi suara katak dan harum segar daun padi saat tumbuh menguning.

Jadi?

Ya, "rumah me(pet) (sa)wah" sekarang sudah bukan istilah berkonotasi merendah, tetapi benar-benar mewah. Kalau anda ingin rumah milik anda dipinggir sawah selama mungkin, maka anda harus benar-benar mampu membeli sawahnya sekaligus dan menanaminya sendiri (kalau tidak pasti hanya akan jadi tegalan kering yang berdebu karena menjadi lahan bermain bola anak-anak atau untuk bermain layangan).

Selanjutnya anda harus benar-benar mampu mempertahankan duit dan kekayaan anda, karena tidak mustahil bila suatu saat kekayaan anda berkurang atau anda membutuhkan uang, kemungkinan anda menjual sawah anda dan "kemewahan" itu akan sirna, apalagi kalau sudah ditawar pengembang (entah dengan harga menarik untuk saat itu atau dengan intimidasi karena pengembang itu orang kuat dan memiliki hubungan serta bekerjasama dengan pemilik kekuasaan di daerah anda???)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun