Mohon tunggu...
Daizhu Asakura
Daizhu Asakura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Asakura University

月が綺麗ですね

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Minat Membaca Indonesia Sangat Rendah bahkan Tidak Sampai 1%, Kenapa?

28 Februari 2023   18:55 Diperbarui: 28 Februari 2023   19:06 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut hasil penelitian dari data UNESCO, masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang sangat memprihatinkan, yakni hanya 0,001%. 

Disamping itu, terdapat pula problematika pola pikir masyarakat yang membuat mereka enggan membaca. Pola pikir membaca hanya untuk sekadar hobi masih sering terdengar di telinga kita. Pandangan ini menjadi dalih seseorang tidak mau membaca hanya karena bukan termasuk salah satu hobi atau kegemarannya. Padahal, tak dipungkiri bahwa membaca adalah kunci dari gudang ilmu yang sudah selayaknya menjadi syarat bagi kemajuan manusia kedepannya.

Di tahun 2021 lalu, penurunan minat belajar siswa merupakan akibat dari pemberlakuan pembelajaran jarak jauh. Tak dapat dipungkiri bahwa pandemi covid-19 menjadi penyebab utama menurunnya ketertarikan siswa dalam belajar.

Penurunan minat belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut bisa berupa kebiasaan diri kita sendiri. Misalnya terlalu banyak rebahan. Rebahan dalam arti kata seseorang yang melakukan kegiatan sambil berbaring. Melakukan aktivitas dengan rebahan memiliki efek negatif bagi kita. Menurut academy.snapask.com belajar dengan rebahan dapat menimbulkan gejala seperti sakit punggung, mudah mengantuk, dan dapat membuat sakit mata. Kebiasaan lainya yang dapat menurunkan minat belajar siswa yaitu sering bermain smartphone. Bermain game, membuka instagram, tiktok dan melihat status whatsapp merupakan hal yang sering diakukan. Padahal apabila dilakukan terus menerus menyebabkan rasa malas belajar yang mana akan berdampak pada minat belajar siswa. Kegiatan yang sering dilakukan tersebut tanpa kita sadari dapat menurunkan semangat kita dalam belajar.

Sedangkan, faktor ekstenal yang menjadi penyebab menurunnya minat belajar siswa yaitu lingkungan belajar. Lingkungan belajar sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran. Setiap siswa pasti memiliki lingkungan yang berbeda. Lingkungan belajar yang nyaman dan efektif akan mendukung kegiatan pembelajaran berjalan dengan kondusif dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Begitu pula sebaliknya lingkungan yang ramai, bising, dan kotor akan membuat ketertarikan siswa dalam belajar hilang. Oleh sebab itu, lingkungan sangat berpengaruh dalam proses kegiatan belajar

Penurunan minat belajar siswa akan menyebabkan dampak jangka panjang. Dampak jangka panjang adalah dampak serius yang berkelanjutan dimasa mendatang. Kurangnya minat belajar siswa akan menyebabkan tingkat pemahaman menurun. Kualitas generasi muda dimasa mendatang akan turun akibat kurangnya pemahaman dalam bidang sains. Hal ini merupakan akibat ketidaktarikan siswa dalam belajar.

Oleh sebab itu, untuk mempertahankan generasi muda bangsa Indonesia yang berkualitas hendaknya kita sebagai siswa harus meningkatkan semangat belajar. Mengurangi kegiatan yang menyebabkan kita malas. Seperti main game, membuka instagram, tiktok, atau hanya sekedar melihat status whatsapp. Saat menulis ini ,penulis jadi mengingat sebuah quotes yang pernah diucapkan J.K Rowling yakni "If You don't like to read, you haven't found the right book". Ini fakta dan benar adanya. Saya juga dulu sering merasa malas membaca buku dan "lebih baik main game saja" sebagai alasan untuk memuaskan dopamine saya namun sebenarnya itu keliru. Dan ketika saya berusaha membaca sebuah buku literatur saya langsung merasa ketagihan bahkan lebih daripada bermain game yang saat itu saya sudah mulai bosan memainkannya. Meskipun itu fiksi tapi saat membacanya saya benar-benar terhanyut kedalam cerita tersebut dan membuat saya membaca buku kedua yang ditulis oleh Pengarang yang sama. Walaupun belum selesai.  Mungkin kalian akan tertarik, Judulnya Confessions dan Penance, Karya Minato Kanae. Saya menemukan buku ini secara tidak sengaja dan membuat saya bahkan sampai rela membelinya. Padahal dulu saya anti sekali dengan membeli hal hal yang membosankan (menurut saya buku). Tapi ini benar-benar mengubah saya dan memantapkan saya untuk memasuki jurusan kuliah saya. 

Saran saya kepada yang saat ini belum memiliki minat membaca, bisa mulai dari buku sesuai minat kita. Jika menyukai tentang Videografi baca Buku tentang Videografi. Jika menyukai Fotografi bacalah buku tentang fotografi. Memang saat ini di era globalisasi kita cenderung lebih nyaman untuk menonton video karena tidak membuat kita "mengantuk" dan hal-hal lain . Namun dengan membaca kita bisa mendapatkan hal-hal yang tidak bisa didapatkan di berbagai platform. Yang saya yakini bahwa buku memiliki hal-hal yang bisa kita pelajari dari suatu buku itu bisa mengubah seseorang sebelum dia merasakannya lewat pengalaman. Misalnya Investasi, ketika membaca dia bisa menghindari berbagai resiko atau Miss informasi daripada dia langsung terjun ke dunia Investasi tanpa adanya persiapan satu pun dan ketika mengalami kerugian dia merasa menyesal karena belum memiliki insight tentang hal yang ingin kita masuki, seperti kata Socrates "Berpikir seolah mengetahui sesuatu padahal tidak mengetahui apa-apa tentang hal itu mungkin adalah kebodohan yang paling bodoh." Memang konteksnya berbeda, tapi jika melihat dari inti yang disampaikan Socrates jika kita langsung memasuki dunia Investasi atau hal lainnya yang memiliki resiko tinggi (jika dalam Investasi adalah resiko kehilangan modal, Meskipun bisa saja meraih Laba Tinggi tapi jika tanpa adanya pengetahuan sama sekali itu merupakan hal bodoh.

Jika anda masih merasa kurang nyaman ketika membaca, mungkin bisa dimulai dari mendengarkan audiobook atau podcast podcast terhadap bidang yang anda minati. Saya sejauh ini dua-duanya nyaman, dan memang jika ingin "lebih gampang" daripada membaca buku langsung adalah mendengarkan audiobook atau podcast. Karena sambil kita bisa multitasking menyelesaikan berbagai tugas lain yang belum kita selesaikan, seperti saat mencuci piring. Saya sering merasa bahwa pikiran saya kosong, namun ketika mendengarkan podcast atau audiobook ini membuat saya mengetahui hal hal yang dibahas yang tentu tidak bisa didapatkan dari membaca buku (seperti ketika seseorang membaca buku dan mengalaminya namun di ceritakan dengan pengalaman pengalamannya yang ada) beberapa dari itu membuat saya lebih terbuka terhadap beberapa pandangan baru.

Kedua nya memiliki kelebihan masing-masing, bisa disesuaikan dengan kenyamanan. Yang terpenting kita harus selalu mengetahui ilmu-ilmu pengetahuan baru dan dengan adanya hal ini ,bisa membuat kita menjadi lebih terbuka dan tidak mudah di provokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Meskipun ini sulit dilakukan apalagi dimasa transisi setelah adanya pandemi sekarang ini, apalagi kita harus tetap berusaha untuk menghindari kegiatan tersebut karena dapat menurunkan semangat dalam belajar. Pemerintah juga sudah berupaya untuk membuka kegiatan beajar mengajar secara langsung untuk meningkatkan semangat kita dalam belajar, tentu juga pemahaman materi yang matang. Mari kita wujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau bukan kita sebagai penerus bangsa, siapa lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun