Apa yang kamu pikirkan ? Tidak ada. Adakah sesuatu yang mengganggumu ? Tidak. Atau yang mengganjal di hatimu ? Tidak. Lalu apa maumu ? Tidak ada.
Semuanya terjadi begitu lamban. Entahlah. Entah karena aku tidak suka dengan situasi yang seperti ini atau memang sang waktu senang melihatku seperti ini sehingga ia dapat tertawa selama ia mau. Ya! Perdebatan batin yang aku alami, ketidakselarasan antara hati dan pikiran, membuatku bimbang. Berada di persimpangan yang entah jalan mana yang akan ku pilih. Apa yang sebenarnya aku mau ? Apa benar tidak ada ? Lalu untuk apa dulu aku melakukan semua itu ? Memikirkan, mengenang, menangis. Untuk apa ?
Semuanya menolak untuk berjalan bersama-sama. Semuanya terlalu teguh dan terlalu sulit untuk disatukan. Ada apa ini ?
DIAMLAH, batin ! Mengapa kau terus menyuruhku untuk pergi ? Apa kendalimu ? Mengapa kau selalu menyuruhku untuk berbuat sesuatu yang tidak aku inginkan ?
DAN KAU JUGA, hati ! Mengapa kau tetap yakin dan menyuruhku untuk tetap disini ? Apa kau dapat menjamin dapat melihatku tersenyum lagi ?
Apa? Apa yang kalian mau ? Membuatku bingung ? Membuatku menangis lagi ? Sudah cukup dan tolong berhenti. Tidak bisakah kalian bersatu ? Membuat keputusan yang terbaik untukku ? Tolong, bantu aku. Bantu aku keluar dari keterpurukan ini.
Jadi sekarang apa maumu ? Tidak ada. Mengapa kamu selalu mengatakan tidak ada ? Tidak adakah secuil katapun yang keluar dari mulutmu ? Tidak ada. Tidak ada satupun yang ingin aku katakan. Tidak ada satupun yang aku rasakan. Karena aku, telah mati rasa... Ya, aku mati rasa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H