Mohon tunggu...
Afi Lantini
Afi Lantini Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Suka cerita romansa, tapi lebih suka lagi sama cerita komedi. Pemula yang ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

HAL : Manusia yang Merasa Dirinya Robot

6 Mei 2014   15:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13992808241925805957.jpg

Kira-kira bagaimana perasaan Anda, jika orang yang Anda kasihi meninggal dalam kecelakan dan itu tepat terjadi di depan mata Anda? Marah? Menyesal? Atau merasa diri Anda adalah robot?Yup, itulah yang terjadi pada tokoh utama anime (animasi Jepang) yang akan saya tulis kali ini, sebuah film anime yang sepertinya berkategori short movie, karena durasinya cuma 60 menit. Namun, mampu membuat ending yang sukar diduga.Kisah dalam film ini diawali dengan scene saat terjadinya kecelakaan pesawat yang baru saja lepas landas, dan menewaskan HAL (Haru) kekasih Kurumi. Sejak kejadian itu, Kurumi mengurung diri di kamar, tak makan, tak minum, tak bisa tidur bahkan tak bisa menangis. Lalu sebuah perusahaan mengiriminya sebuah robot yang mirip HAL, kekasih Kurumi. Dan mereka pun tinggal bersama, dengan harapan gadis itu bisa kembali hidup dengan normal.Awalnya Kurumi menolak keberadaan robot itu, karena siapapun tak kan bisa menjadi HAL. Namun, sang robot HAL tak mau mengalah. Ia bertekad akan mengembalikan keceriaan dalam hidup Kurumi. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengabulkan keinginan-keinginan Kurumi yang tertulis pada rubik-rubik yang ia temukan. Dan itu ternyata bisa membuat Kurumi menerima sang robot HAL, masa lalu HAL pun ikut terungkap disini.Film anime ini bersetting di kota Kyoto pada masa depan, dimana robot bisa hidup berdampingan dengan manusia. Kecanggihan teknologi pun ikut diperlihatkan, namun tetap, sisi tradisionalnya tidak pudar, seperti rumah-rumah penduduk kota Kyoto yang masih terbuat dari kayu, bahkan festival kebudayaan pun masih ada. Mungkin itu salah satu keinginan orang Jepang dimasa depan kali yah? hehe...Film ini sendiri rilis tahun kemarin, dengan genre drama. Mungkin cukup untuk membuat para penontonya ikut sedih dan terharu. Saat menonton film ini dari awal hingga akhir, saya sempat berpikir sejenak karena akhir filmnya yang sukar dimengerti, kemudian saya menontonnya ulang dengan lebih memperhatikan setiap scene dan dialognya.

Dan... Oh trap! Sang penulis cerita berhasil menipu para penonton film ini dengan alur maju mundurnya. Karena apa? Tonton dong!

*Salam, DD.Sumber gambar : myworldisbluegreen.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun