Siapa tak kenal Twitter? Salah satu media sosial yang populer di kalangan masyarakat saat ini. Hampir semua orang dari berbagai kalangan dan usia telah menjadi pengguna dari media sosial yang juga berfungsi sebagai microblog ini. Saking populernya, para jurnalis pun tak mau ketinggalan untuk ikut menggunakannya sebagai media baru dalam menyiarkan berita. Lalu bagaimana cara menggunakan Twitter sebagai media pemberitaan?
Sama seperti media massa lainnya, penggunaan Twitter sebagai media jurnalistik tentunya memiliki aturan tersendiri. Dalam Seminar "Professional Standard in Journalism: Twitter, Ethics, Cybermedia", yang diselenggarakan di Auditorium FISIP UAJY (9/5), Mindy McAdams mengungkapkan beberapa hal tentang bagaimana seharusnya tindakan jurnalis dalam menggunakan Twitter sebagai media pemberitaan. Hal tersebut antara lain :
- Setiap tweet berita yang dipublish oleh jurnalis haruslah memunculkan komentar/feedback dari para pembaca/viewers. Maka dalam menulis sebuah tweet, jurnalis harus menulis dengan sejelas mungkin. Selain itu, ketika jurnalis mendapatkan komentar, ia harus merespon secara tepat dan respek terhadap si komentator. Tidak usah mempedulikan komentar-komentar yang tidak relevan dengan tweet.
- Temukan dan Follow narasumber informasi yang berguna. Narasumber bisa berupa warga yang menarik, NGO, maupun pemerintah. Namun perlu diingat bahwa terdapat beberapa sumber yang menyatakan bahwa pernyataannya off the record
- Follow dan belajar dari jurnalis lain. Di satu sisi ia memuaskan keinginan kita untuk mendapatkan berita, di sisi lain kita dapat melihat sisi baik dan sisi buruk perilakunya dalam men-tweet berita.
- Bagikan link yang berguna. Jurnalis harus men-share-kan link ke sumber lainnya. (tidak hanya dari organisasi tempat mereka bernaung)
- Laporkan breaking news secara langsung. Sebelum melakukan ini, jurnalis perlu mempertimbangkan untung dan ruginya, serta pertimbangkan pula berapa orang yang akan benar-benar mempedulikan berita tersebut. Jika jurnalis berhasil melakukan hal ini dengan baik, maka tentu akan dapat menarik perhatian pembaca/viewers baru. Namun perlu diingat, tidak semua kejadian harus ditulis dengan cara ini.
Tentunya masih banyak lagi tindakan-tindakan yang harus dilakukan jurnalis untuk menjadi Jurnalis Twitter yang baik. Terlepas dari itu semua, Mindy menambahkan bahwa terdapat satu hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh jurnalis dalam menulis berita dalam media apapun. Hal tersebut tidak lain adalah kode etik jurnalistik sendiri. Apapun bentuk media yang hendak digunakan jurnalis nantinya, jurnalis tetaplah harus mengingat kode etik jurnalistik setiap menjalankan tugasnya. Karena kode etik adalah kunci dari semua tindakan jurnalistik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H